Maulid Nabi dalam Narasi Historika

Setiap memasuki bulan Rabiul Awal, kita mendapati sebuah kebiasaan berupa perayaan Maulid Nabi. Karena pada bulan ini, tepatnya tanggal 12 Rabiul Awal, Nabi Muhammad SAW dilahirkan ke muka bumi. Maka (sebagian) dari kita merayakan Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan, utamanya adalah pembacaan selawat dan ceramah keagamaan.

Melalui teks sejarah, tidak ditemui pada masa Rasulullah SAW adanya perayaan Maulid Nabi. Kegiatan perayaan Maulid Nabi baru terjadi setelah 4 abad kelahiran Muhammad SAW. Itu artinya setelah Nabi Muhammad 400 tahun meninggal dunia, baru ada peringatan Maulid Nabi. Tentu saja realitas ini melahirkan pro kontra di antara umat Islam. Termasuk para ulama pun menyisakan perbedaan pendapat terkait dengan perayaan Maulid Nabi.

https://www.instagram.com/jejaringduniasantri/

Terlepas dari khilafiyah terkait Maulid Nabi, pada kesempatan ini akan dibahas terkait Teks Sejarah Maulid Nabi. Dengan mengeksplorasi lahirnya Maulid Nabi, diharapkan kita menambah rasa cinta sekaligus berupaya untuk tetap dalam koridor syariat yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Sebagai umat Beliau, kita tidak boleh keluar dari rel akidah yang telah ditetapkan oleh Nabi SAW, melalui Al-Quran dan Al-Hadis.

Historika Maulid Nabi

Sebagaiman disinggung di atas, bahwa Maulid Nabi baru dilaksanakan 4 abad setelah Rasulullah SAW wafat. Adalah Dinasti Fatimiyah, yang berkuasa dari tahun 909 hingga 1171 M, dikenal sebagai pendukung kuat peringatan Maulid Nabi. Mereka menggunakan peringatan ini sebagai sarana untuk memperkuat loyalitas dan semangat keagamaan di kalangan rakyat mereka.

Di bawah pemerintahan Dinasti Fatimiyah, perayaan Maulid Nabi menjadi salah satu tradisi penting dalam kalender keagamaan mereka. Mereka mengadakan perayaan ini dengan berbagai kegiatan, seperti pembacaan kisah-kisah teladan Nabi Muhammad SAW, pembacaan syair pujian (kasidah), dan ceramah agama.

Selain itu, peringatan Maulid Nabi juga semakin berkembang pada zaman Dinasti Ayyubiyah (1171-1250 M) di bawah pimpinan Salahuddin Al-Ayyubi. Salahuddin memopulerkan peringatan ini di seluruh wilayah kekuasaannya, termasuk di Suriah dan Mesir.

Tujuan utama peringatan Maulid Nabi di bawah pemerintahan Salahuddin Al-Ayyubi adalah untuk memperkuat semangat keagamaan dan kesatuan umat Islam, serta untuk mengingatkan umat Islam akan ajaran dan teladan Nabi Muhammad SAW. Karena dengan kekuatan semangat keagamaan dan kesatuan umat, akan melahirkan umat yang kokoh dalam membangun pertahan akidah Islam.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan