Penulis : Moh Yamin
Judul : Sekolah yang Membebaskan
Penerbit : Madani (Kelompok Penerbit Instrans)
Tahun terbit : 2012
ISBN : 978-602-95805-7-0
Sekolah dianggap sebagai lembaga pendidikan yang esensial dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan diselenggarakan dengan harapan dapat mengantarkan peserta didik mengubah cara pandang maupun perspektif dalam menyikapi segala persoalan kehidupan.
Tidak hanya itu, pendidikan dengan perantara eksistensi sekolah mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan. Salah satunya adalah PBB melalui adanya lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Culture Organization). UNESCO merumuskan rancangan pilar pendidikan meliputi learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Semua itu berujung pada integrasi antara IQ, EQ, SQ.
Terlepas dari tujuan atau desain pendidikan secara universal, aspek pendidikan masih menyisakan banyak catatan dari berbagai elemen. Mulai institusi pendidikan, baik sekolah maupun perguruan tinggi, persoalan sumber daya manusia (baca: guru), pergaulan bebas, maraknya teknologi yang tidak terbendung, bullying merajalela, tawuran antarpelajar, dan sederet dinamika sosial pada sekolah lainnya.
Nah, Moh yamin, dalam penjelasan di buku berjudul Pendidikan yang Membebaskan ini memaparkan, harapan ke depan bahwa sekolah dipandang mampu meningkatkan kualitas hidup peserta didik bukan semata diukur dengan angka, melainkan juga karakter, sikap, dan cara berpikir mereka. Sekolah yang bisa merangkul kebutuhan, kepentingan peserta didik, dan memberikan nilai-nilai pendidikan yang menanamkan rasa kebersamaan, gotong royong, dan memberikan warna baru bagi cara pandang peserta didik. Ujungnya, peserta didik mampu menjadi subjek pendidikan yang visioner dan mendapatkan fondasi kuat dalam menganalisa persoalan hidup serta kehidupan. (hlm. xi)
Dalam buku ini, penulis mengurai bagaimana sekolah sebagai institusi pendidikan menanamkan spirit humanis, pentingnya etika dan empati, sifat yang berkarakter dan menjunjung tinggi nilai pendidikan. Tetapi, realitas masyarakat berkata lain. Masalah kesenjangan elite pendidikan, identitas sekolah yang menjadi skala prioritas, mengejar target administrasi, potensi bakat-minat yang semakin terkikis, tantangan teknologi, serta modernitas menjadi sederet aspek pendidikan yang perlu disikapi dengan solusi mencerdaskan.