Mengenal Kitab Tajwid (2): Farḥurraḥmān fī Tajwīd al-Qur’ān

361 views

Sebagaimana telah disebutkan dalam tulisan sebelumnya (bagian 1), bahwa untuk mempermudah peserta didik dalam mempelajari tata cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar, para ustaz berupaya mencarikan kitab-kitab tajwid bermazhabkan qiraat ‘Aṣim riwayat Ḥafṣ sebagai bahan ajar yang relevan bagi standar kompetensi mereka.

Di antara kitab tajwid yang masuk dalam daftar deretan bahan ajar pendidikan Islam di Indonesia adalah kitab Farḥurraḥmān fī Tajwīd al-Qur’ān karya Sa’id bin Sa’ad bin Nabhan.

Advertisements

Secara lebih lengkap, mari kita kenali siapa sosok Sa’id bin Sa’ad bin Nabhan dan seperti apa isi yang terdapat di dalam kitab Farḥurraḥmān fī Tajwīd al-Qur’ān yang menjadi topik pembahasan dalam tulisan ini?

Sa’id bin Sa’ad bin Nabhan

Sa’id bin Sa’ad bin Nabhan adalah ulama asal Hadramaut, Yaman, yang lahir pada akhir abad ke-13 Hijriyah. Ia dikenal sebagai pakar sastra dan bahasa serta berkompeten di bidang qiraat Al-Qur’an. Bahkan ia juga mempunya sanad qirā`āt sab’ah secara mutawatir.

Yusuf Abdurrahman dalam kitabnya, Natsr al-Jawāhir, menerangkan bahwa Sa’id bin Sa’ad bin Nabhan pernah berkunjung ke Surabaya dalam rangka berdakwah mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam. Di kota yang dijuluki sebagai kota pahlawan itu, Sa’id mengajarkan beberapa disiplin ilmu keislaman. Di antaranya adalah hadis, gramatikal Arab, dan kaidah-kaidah membaca Al-Qur’an.

Di samping itu, kehadiran Sa’id di Indonesia juga bermaksud untuk membantu menyelesaikan urusan yang sedang dihadapi oleh Sayyid Ali Ba’alawi di Jawa. Dalam konteks ini, kehadiran Sa’id di Indonesia tentu bernilai berkah dan membawa manfaat bagi orang lain (Natsr al-Jawāhir, 469).

Sa’id bin Sa’ad bin Nabhan sekilas tampak memiliki kemiripan nama dari aspek garis genealogi dengan Salin bin Sa’ad bin Nabhan, owner penerbit kitab-kitab Islami di Surabaya yang cukup masyhur sejak era pra-kemerdekaan. Berdasarkan hasil wawancara Wawan Djunaedi dengan salah satu pengelola penerbit tersebut, diketahui bahwa Sa’id bin Sa’ad bin Nabhan memang masih memiliki hubungan famili dengan Salim bin Sa’ad bin Nabhan. Namun nara sumber tidak banyak menyampaikan profil Sa’id bin Sa’ad bin Nabhan, sehingga ulasan biografi tentang beliau masih dibutuhkan studi lebih lanjut (Sejarah Qira’at al-Qur’an di Nusantara, 163).

Tinggalkan Balasan