Sudah sepekan pertunjukan Monolog”Negeri Sarung” berlalu. Pertunjukan yang menjadi puncak rangkaian acara perayaan hari jadi ketiga jejaring duniasantri itu tergolong spektakuler dan bisa memiliki gema yang luar biasa semata-mata karena membanjirnya dukungan dari banyak tokoh dan kalangan. Banyak cerita unik bagaimana dukungan itu diberikan. Catatan ini sebagian kecil darinya.
Jika pada tulisan sebelumnya saya menceritakan pernak-pernik “sebelum dan setelah” pertunjukan monolog itu, kali ini saya mengisahkan sebagian tentang bagaimana cara kami memperoleh dukungan dari banyak tokoh dan kalangan.
Yang pertama adalah dukungan dari KH Said Aqil Siradj dan Wakil Ketua DPR RI RachmadGobel. Kami bertemu keduanya di tempat yang sama, dan “protokoler” yang mengaturnya tak lain adalah Halim Pohan. Tanpa sepengetahuan Pak Halim, di lingkaran sangat terbatas, kami menyebut anggota Dewan Pembina jejaring duniasantri ini sebagai “orang besar”. Orang yang bertugas mengatur relasi pengurus jejaring duniasantri dengan tokoh-tokoh besar dalam perhelatan ini.
Pada Selasa malam, 16 Agustus 2022, Kang Zastrouw dan saya bersilaturrahmi ke ndalem Kiai Said Aqil di Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan. Tentu saja, Pak Halim sudah lebih dulu di sana. Kiai Said menyambut kami di kursi panjang, di ruang tamu. Usai bersalaman dan mencium tangannya, saya melirik Kang Zastrouw meraih sarung yang dikenakan Kiai Said dan menciumnya. Saya harus menahan senyum karena tahu salah satu maksudnya: minta izin meminjam sarung Kiai Said untuk dipamerkan sebagai sarung memorabilia bersama lukisannya.
Silaturrahmi kami membuahkan hasil. Di sela obrolan yang panjang malam itu, Kiai Said memberikan restu dan dukungan penuh, dan bersedia hadir pada 27 Agustus 2022, termasuk memberikan testimoni. Kiai Said juga bersedia menyiapkan sarungnya untuk dipamerkan. “Yang baru atau sudah dipakai?” tanya Kiai Said. Kami menjawab, sarung yang biasa dikenakan. Sarung itu akhirnya dikirimkan utusannya di tempat pameran tepat waktu.
Hanya beberapa saat sebelumnya, juga di Pesantren Luhur Al-Tsaqafah itu, kami bertemu dengan Pak Rachmad Gobel. Sesungguhnya, pertemuan dengannya sudah diatur Pak Halim jauh-jauh hari sebelumnya. Bahkan, pada 9 Agustus 2022, kami sudah dijadwalkan diterima Pak Gobel di ruang kerjanya, di Gedung DPR RI. Sayangnya, hari itu Kang Zastrouw masih berada di Palu dan malah mau terbang ke Solo untuk menghadiri festival tembakau di Boyolali yang memang sudah lama diagendakan.
Alhamdulillah MasyaAllah Tabarakallah semoga perjuangan dari semua elemen yang membesarkan dunia santri menjadi wasilah yang mengundang kebaikan. Serta menjadi media untuk mengenal kan eksistensi kaum sarungan ke seluruh dunia Aamiin. Jaya selalu dunia santri