SAKINAH BERSAMAMU
Renjana kembali bersemayam dalam kalbu
Membelit Atma atas luhurnya parasmu
Siapakah gerangan awak yang meluluhkan hatiku?
Kau datang membawa nuansa cinta yang baru
Mengempaskan luka di hati yang menderu
Hati bertegun akan kesantunan akhlakmu
Jiwa meronta melihat kesalehan hatimu
Siapakah awak wahai pemikat hatiku?
Dalam lubuk sanubari
Kupersembahkan keagungan cinta milikku
Kugenggam erat ragamu di setiap malamku
Di atas gelaran sajadah cinta kubersimpuh
Menengadahkan tangan meminta satu nama teman setiaku
Kulangitkan munajat cinta atas kesungguhan kasihku
Kan kujemput indah takdir cintaku
Kan kupersunting duka menjadi permata
RINTIK RINDU
Ribuan gemintang menggantung di cakrawala
Aroma romansa kerinduan terpapar juga
Gelak tawamu masih sayup terdengar berirama
Di tengah atma yang membeku sebab renjana yang menggebu
Pikirku mulai gelap menghitam
Terbayang senyum yang sekelebat datang
Hitam kelam, bernuansa muram datang melayang
Aku tak mampu lagi tuk berkata
Derai air mata banjir membasahi di setiap luka derita
Aku hanya bisa melukiskan beberapa aksara dalam dada
Tentang duka, dan segala kerinduan yang mendera
Raga yang hanya mampu bercerita tanpa saling menyapa
Bernostalgia bersama bara cinta yang telah lama sirna
Yang telah menjelma menjadi tirai nestapa.
LAA TAHZAN
Kala susah menerpa
Tak ada jiwa yang menompang raga
Kala sedih melanda
Tak ada tempat untuk berbagi rasa
Cobaan datang melanda silih berganti
Membuat batin terluka hingga menyayat hati
Kucoba tuk tetap tegar menghadapi kenyataan ini
Menutupi luka dengan sedikit senyuman di pipi
Tetapi, apalah dayaku hanyalah seorang insan yang berkurangan
Bagiku menyerah bukanlah suatu pilihan
Aku akan tetap berjuang hingga tetes darah penghabisan
Karena kupercaya akan datang sebuah kebahagiaan
Yang sekian lama telah kudambakan
Tuhan sang Maha mendengar semua pengharapan
Teruslah untuk bertahan hingga kau menjadi seseorang yang kuat dan tak terkalahkan
Laa Tahzan, Kawan!
ilustrasi: aliexpresscom.