Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Sukowono, Jember, Jawa Timur menggelar Wisuda II Madrasah Diniyah Muadalah Tsanawiyah (MDMT) dan Madrasah Diniyah Muadalah Aliyah (MDMA) Nurul Qarnain, Kamis pagi (2/6/2022). Wisuda digelar di Audititorium KH Yazid Karimullah.
Wisuda yang diawali dengan kirab peserta wisuda dari halaman asrama putri menuju Audititorium KH Yazid Karimullah ini dihadiri Pengasuh Pesantren Nurul Qarnain KH Yazid Karimullah, Wakil Pengasuh I KH Fawaid Yazid, Ustaz Asmuki, dan seluruh dewan guru muadalah. Wali santri juga ikut berpartisipasi mengahadiri acara tersebut.
Dalam wisuda ini, Wakil Pengasuh I KH Fawaid Yazid, berpesan kepada para wisudawan agar setelah diwisuda mereka lebih tetap rajin belajar.
“Harapan saya kepada para wisudawan dan wisudawati, adanya wisuda ini bukan berarti berakhir (masa belajarnya). Setelah wisuda ini harus tambah rajin lagi. Sesudah wisuda dipersilakan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.”
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Fawaid Yazid juga turut berbahagia dan bangga atas diselenggarakannya wisuda madrasah diniyah muadalah. Pada tahun ajaran 2020-2021 ini, Satuan Pendidikan Muadalah (SPM), mewisuda sebanyak 135 santri; 52 siswa MDMT putra, 36 MDMT putri, 23 MDMA putra, dan 24 MDMA putri.
Prosesi wisuda ini juga turut dihadiri oleh pejabat Kementerian Agama Kabupaten Jember yang diwakili oleh Kasi PDMA Kabupaten Jember H Faisol Abrori. Dalam sambutannya, Faisol Abrori menyampaikan keistimewaan-keistimewaan belajar di muadalah.
“Pendidikan Muadalah ini adalah pendidikan formal. Secara pembinaan Kementerian Agama tidak punya akses untuk membina muadalah, karena yang membina muadalah langsung dari Direktorat Jakarta. Inilah salah satu keistimewaan muadalah,” katanya.
Dijelaskan juga bahwa lulusan muadalah ijazahnya juga diakui di Indonesia maupun di luar negeri. “Lulusan muadalah, kalo jenengan (kalian) mau kuliah ke luar negeri, mau kuliah ke Turki, mau kuliah ke Al-Azhar. Itu (kalau lulusan muadalah), Insya Allah tanpa tes. Jadi, lulusan muadalah ini bukan hanya diakui di dalam negeri, tapi juga diakui di luar negeri,” pungkasnya.
Dalam proses wisuda muadalah ini panitia juga melakukan ujian terbuka kepada peserta wisuda. Peserta yang terpilih dari MDMA adalah Muhammad Ali Imron. Peserta ini membacakan kitab Fathul Mu’in tanpa makna dan tanpa harkat. Penguji juga memberikan pertanyaan seputar ilmu nahu dan saraf kepadanya.
Sementara, peserta ujian terbuka dari MDMT yang dipilih adalah Nawira. Peserta ini membacakan kitab Fathul Qarib, juga tanpa makna dan tanpa harkat. Sama halnya dengan Imron, penguji juga memberikan pertanyaan seputar nahu dan saraf kepada Nawira. Kedua peserta ini menjawab dengan tepat dan lugas seluruh pertanyaan dari penguji.
Acara puncak dari wisuda, yaitu pengukuhan wisudawan dan wisudawati MDMT, dilanjutkan dengan pengukuhan wisudawan dan wisudawati MDMA. Pengukuhan berlangsung khidmat. Dilanjutkan dengan pembacaan Surat Keputusan Wisudawan dan Wisudawati Terbaik dari MDMT dan MDMA.
Semantara itu, wisudawan-wisudawati terbaik MDMT diberikan kepada Ersya Fikri Reihan Syaputra. Wisudawan-wisudawati terbaik MDMA diberikan kepada Sofiatul Aini.
Dalam acara wisuda ini, orasi ilmiah disampaikan oleh Ustaz Dr Asmuki., M.Pd. Ia menyampaikan pentingnya generasi muslim untuk meneruskan pembelajaran kitab kuning.
“Pondok persanten itu ciri khasnya adalah pembelajaran kitab kuningnya jadi ini harus dilestarikan,” tandasnya. Ia juga menyampaikan agar orangtua dan guru bersinergi untuk mendukung putra putrinya untuk giat belajar di pesantren. Terutama mempelajari kitab kuning. Acara wisuda ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH Fawaid Yazid.