ORKESTRA HARI KEMENANGAN
kanvas senarai fajar,
melukis sajak jiwa dalam dekap embun
sebening tarian anjangsana al-fitri
di antara derai aksara suci
berkibarlah layar kemenangan,
dalam gugusan derap tahmid
pekat liuk nada takbir,
setangkai pendar siluet purnama
bertanam syair rindu pada-Mu,
di keheningan tutur kidung dermaga
irama seikat mayang,
melarung kelindan jejak kemarau
Allahu Akbar,
:mendayung bahtera di taman surga
Walillahil hamd,
:tanah berkobar setangkai mawar
Allahu Akbar,
:deru kemenangan bergurat taman
Walillahil hamd,
:pecah gelombang isyarat mahligai
di atas sajadah luka,
riuh istighfar merajam mimpi
di ujung puisi malam
menebar selaksa aroma surgawi
Allahu Akbar!
Walillahil hamd!
Sumenep, 09052021.
MEMBAKAR MIMPI KIDUNG SUNYI GIGIL MENTARI
serpihan senarai ilalang,
mengasuh rembulan di benak nurani bertikam badai
lekaslah mimpi terbakar perih,
rintih pualam lokan-lokan derai mata luka
membalut darah dermaga tak bersabda
sepenggal aksara tua munajat keriput kamboja
baluri tangkai lagu simponi,
orkestra senandung mega merah
memagut sempana bersisik belati
luka ini berdarah, Tuan!
ketika pedih dibekap seribu janji
memilin kata, menjadi percik air mata
pecahlah selingkar asa memantik kabar duka
berkobar rupa sangkakala,
merobek daun bendera, krakkk!
gembala luruh bersuling luka,
memeluk bencana, melarung cerita dusta
mentari gigil di ujung laut hitam
merapal mantra pada butir keringat basah
pagi melukis elegi, serak memanggil
pohon siwalan meluruh angin
kibarkan bendera tercabik, lunglai
gurat luka ini masih perih, Tuan!
belahlah keping senja itu!
untuk menuai serpihan bahtera
tentang keruh petaka air mata
selendang aksara, kata-kata tak bertuah
Tuhan,
dalam mangu aku berserah
pada kerlip cawan-Mu di altar gelombang cinta!
Madura, 25032021.
SERPIHAN SAJAK DIORAMA SEHELAI DOA
berikan padaku serpihan sajak itu,
ingin kubuatkan liontin bebunga,
di beranda jiwa yang sunyi
berikan padaku serpihan sajak itu,
agar kuperah madu mimpi,
di degup lagu irama kasturi
sajak gurindam berbait luka,
membalut dermaga berserak gelombang api
buram pelangi di balik langit,
terikat angin sakal di ujung kemarau
peluk bertabur kelam,
malam merobek telaga perih
munajat seribu bulan,
membakar separuh purnama
berikan padaku serpihan sajak itu,
ingin kupuisikan orkestra kerak doa-doa
pada helai wajah-Mu,
muara zikir memeluk ombak samudera
Sumenep, 29012021.