SUARA TANAH SANGKOL
Dulu kami bermain petak umpet di sini
Sesekali tertawa, atau melepas kesepian
Senyum kami beterbangan
Mencicipi harum rerumputan dan merah tanah
Hati kami berpelukan dengan semesta
Menyentuh manis kemarau
Dan hijau pepohonan di musim penghujan
Wajah kami ada di mana-mana
Di tepi pohon siwalan, di hamparan rerumputan
Sekadar bersembunyi dari teka-teki permainan
Giliyang, 2021.
ASAL MUASAL MERDEKA
Kepada para penjajah-penjajah cinta
Di mana pun kamu, siapa pun dirimu
Bahwa yang paling utama
Dan yang paling diutamakan
dari kemerdekaan itu ialah hati kita
Orang yang paling merdeka
adalah hatimu dan hati kekasihmu
Tak ada huru-hara yang mencekik
Atau menimbulkan luka yang berkecamuk
Merdeka adalah mereka yang bisa
merawat hati kekasihnya
Dari serangan masalah yang bertubi-tubi
Giliyang, 2021.
SENYUM PEREMPUAN
Senyummu mewarnai hari
Serumpun rindu memikat
Dinding hati seorang laki-laki
Dalam senyummu, tergambar cita-cita
Yang merekam kebahagiaan
Membingkai matahari terbit
Dari ujung perjuangan
Di sepanjang jalan waktumu
Tumbuh warna-warni kehidupan
Yang membedaki tubuh kemarau
Madura, 2021.
MENGGAPAI SESAL
Setengah kenangan dimakan usia daun-daun, Ayu
Kita bersijinggat menengadah peta nasib
Mencoba melarikan diri pada luka di kejauhan
Tapi gagal, nasib berkata lain di musim hujan
Kenangan di sekitarnya telah terpendam
Dihapus air mata tak kesudahan
Berhentilah, Ayu
Tak perlu menghabiskan air mata lagi
Sebab sungai matamu telah sempurna merana
Biar aku yang menimba lukamu
Dengan api penyesalanku
Sebab itu adalah buku pelajaranku
yang belum kutuntaskan dengan lembar masa lalu
Apakah pintu maafku diijabah, Ayu?
Seperti engkau mempersilakan aku masuk
Dan menangisi peta penyesalan
Meskipun hujan di matamu tak kunjung usai
Giliyang, 2020.
Kearifan lokalnya begitu nyata, begitu indah, dan begitu berwarna. Mantab!
Terimakasih
👍👍
Terima kasih kak