PELAJARAN SEJARAH
I/
Diceritakan di alam khayal:
Sepasang mata burung
Adalah mata-mata
Dihinggapinya pohon
Yang daun-daunnya gugur
Di angin Agustus
II/
Selain fajar
Warna pagi terdiri
Dari kicau burung-burung
Yang parau
Namun, Cantikku
Sejarah tak selalu benar
Segalanya tergantung kita
Jogja, 2021.
WARNA MALAM
Langit hujan, Cantikku
Udara Banguntapan
bikin gemetar seluruh
aku tak tahu
bagaimana menghindarkanmu
dari kedinginan di dalam aku
untungnya
aku telah menempatkanmu
di ruang paling nyaman.
Paling aman.
Jogja, 2021.
DI SEBERANG INGATAN
Bahkan langit tak kuasa
Membendung mendung
Lalu,
Dikabarkannya oleh cuaca
Hujan turun
Tentu,
Di jalanan ramai sepasang pecinta
Mengendarai motor
Yang,
Lupa membawa jas hujan
Dan memilih berteduh
Kau tahu,
Di dalam hujan
Menunaikan dekap
Pekerjaan paling bijak
Jogja, 2021.
WAKTU SUBUH
Tuhanku yang maha
Sesubuh ini kujumpai engkau
Pada benda-benda
Meja makan yang kosong
Tangga masjid yang lenggang
Dan pagi yang kelabu
Lamat-lamat kudengar
Bunyi kendaraan
Berlalu di jalanan
Dan kabut berkabung
di udara
Tuhanku yang maha
Ada dan berlindung sebagai
Ketiadaan
Jogja, 2021.
BERTAMU KE SELATAN
(Komunitas Kutub)
Sepanjang jalan ke selatan, Cantikku
Entah di bagian alam manakah ini;
Kata-kata berhamburan di trotoar
Yang kutemui tak berkalimat
Dilihatnya persis untaian huruf-huruf
Membentuk garis gerimis
Langit mendung
Puisi dan tulisan lainnya
Berkabung di atas kepala-kepala
Penyair dan sebagainya
Aku tak tahu betul
Apakah ini Indah
Yang diam-diam menjelma kata-kata
Masuk menyelinap menjadi kalimat utuh
Ke dalam aku.
Tetapi, perkiraan tak selalu benar
Namun, semoga.
Jogja, 2021.
ilustrasi: brilio.net.