Pengoptimalan Keterampilan Santri Az-Zabur melalui Program BLK

285 kali dibaca

Masyarakat seringkali melekatkan istilah santri dengan mengaji. Memang, kegiatan santri adalah mengaji. Mengaji kitab sudah menjadi makanan santri setiap hari. Bukan hanya mengaji kitab tekstual melainkan lebih dari itu hingga menyentuh wilayah kontekstual.

Namun, zaman yang semakin maju dan kebutuhan manusia semakin kompleks menjadi tantangan tersendiri bagi santri untuk lebih survived di lingkungan masyarakat setelah dinyatakan lulus dari pondok atau yang akrab dikenal dengan istilah boyongan. Kondisi tersebut membuat beberapa pondok pesantren meningkatkan keterampilan atau kemampuan psikomotorik santri. Pondok pesantren berusaha memenuhi kebutuhan santri mulai dari kognitif, afektif, hingga psikomotorik sebagai bekal dalam fiidini, wal dunya, wal akhirah.

Advertisements

Pondok Pesantren Az-Zabur Kajen Pekalongan, Jawa Tengah, sejak tahun 2022 memiliki program unggulan, yaitu Balai Latihan Kerja (BLK) resmi milik pondok. Salah satu pelatihan unggulan yang ada di BLK tersebut adalah menjahit. Tercatat sebanyak 30 mesin jahit tertata di ruang BLK lengkap dengan peralatan jahit seperti benang, jarum, dan gunting. Tumpukkan kain yang siap untuk dijahit dan yang sudah selesai dijahit memenuhi setiap sudut ruangan BLK.

Tidak tanggung-tanggung, pengurus BLK Pondok mendatangkan tenaga ahli untuk melatih para santri belajar menjahit secara profesional. Selain ilmu dan pengalaman, para santri juga mendapat sertifikat keterampilan menjahit yang resmi dan berlisensi. Selama 45 hari santri didampingi oleh pelatih profesional yang berasal dari Semarang, mulai dari membuat pola hingga menjahit pakaian secara utuh.

Para santri yang juga tercatat sebagai mahasiswa tersebut dilatih untuk mengatur waktu agar berkualitas dan tetap produktif. Malam mengaji kitab, pagi kuliah, siang hingga sore mengasah keterampilan menjahit secara bergantian. Kondisional saja, di sela-sela jam paten tersebut tetap ada jadwal mengaji kitab yang dapat diikuti santri sesuai dengan kelasnya.

Hanya butuh waktu dua minggu, keterampilan menjahit santri sudah mulai terlihat. BLK Pondok Pesantren Az-Zabur bekerja sama dengan Biro Haji dan Umroh di sekitar pondok untuk memproduksi seragam jamaah umroh dan haji baik berupa batik, slayer, tas, dan lainnya. Selain itu, karya santri juga bisa dinikmati pribadi maupun mengambil produk dari suplier pakaian terdekat.

Tidak sekadar pelatihan, santri yang menjahit mendapat upah atau bonus atas karyanya untuk menambah uang saku mereka. Selain itu, alokasi uang hasil penjualan produk di kelola oleh sekretariat pondok untuk membantu santri yang tidak mampu. Uang bulanan, uang makan berusaha diakomodir sekretariat pondok melalui penghasilan ekonomi mandiri.

Seringkali di berbagai kesempatan mengaji, Abah Kiai Ali Musyafa selaku pengasuh selalu menekankan bahwa “Sebisa mungkin Pondok Pesantren Az-Zabur tidak berkeliling meminta proposal untuk keberlangsungan pondok”. Oleh karenanya, muncul gagasan ekonomi mandiri sebagai stimulus utama pondok sekaligus membantu santri untuk belajar dalam bidang bisnis maupun ekonomi kreatif lainnya.

Di samping kerja sama dengan beberapa biro haji dan umroh, pemilihan menjahit sebagai program unggulan BLK adalah potensi pasar. Rasio permintaan dan pembuatan produk sandang hampir seimbang. Bahkan menunjukkan grafik yang semakin naik. Selain itu, skill menjahit sangat penting dimiliki oleh santri.

Meskipun terhitung masih baru, namun progres BLK Az-Zabur menunjukkan kenaikan yang positif. Minat santri terhadap keterampilan menjahit semakin meningkat, kepercayaan konsumen semakin baik, dan citra positif Pondok Pesantren Az-Zabur semakin dikenal oleh masyarakat secara luas. Seluruh elemen pondok berkomitmen untuk meningkatkan keterampilan santri sebagai bentuk kolaborasi dari penguasaan kitab. Wallahu a’lam bi showwab.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan