Penjurian untuk lomba penulisan cerpen bertema Ekologi Kaum Santri dimulai. Sampai hari terakhir penutupan, Sabtu 31 Agustus 2024, tercatat ada 48 judul cerpen yang diikutkan lomba yang diselenggarakan oleh jejaring duniasantri.
Jumlah itu terpaut 10 naskah jika dibandingkan dengan lomba penulisan opini, 58 naskah. Seperti diketahui, hasil lomba penulisan opini dengan tema Ekologi Kaum Santri sudah diumumkan pada 17 Agustus lalu. Untuk lomba cerpen, hasilnya akan diumumkan bersamaan dengan momentum Hari Santri dan Bulan Bahasa, Oktober nanti.
Seperti pada lomba penulisan opini, latar belakang peserta lomba cerpen ini juga beragam. Ada yang masih pelajar setingkat SMA. Ada yang kelihatannya baru sebagai penulis pemula. Namun, tak sedikit yang karya cerpennya sudah dirilis di media.
“Yang menarik, ada beberapa peserta yang mengirimkan lebih dari satu cerpen. Bahkan, ada yang sampai 4 cerpen sekaligus,” ujar Mahwi Air Tawar, yang menjadi salah satu juri dalam lomba ini, Senin (2/9/2024).
Hal lain yang menarik, justru banyak cerpen diberi judul laiknya judul-judul untuk artikel atau opini. Lengkap dengan tanda bacanya, misalnya titik dua (:). Hal yang kurang lazim dalam penjudulan cerpen. Padahal, begitu dibaca, isinya adalah cerpen.
Menurut Mahwi, ada empat aspek yang dinilai dalam lomba penulisan cerpen ini. Pertama, kesesuaian isi dengan tema lomba. Kedua, struktur dan gaya penceritaan. Ketiga, kebahasaan dalam penceritaan. Dan, keempat, orisinalitas dan/kebaruan gagasan.
“Setiap aspek akan dinilai sesuai pembobotannya. Dari situlah akan diketahui mana yang layak ditetapkan sebagai cerpen terbaik,” katanya.
Mahwi berharap, melalui lomba penulisan cerpen ini bisa lahir cerpenis-cerpenis generasi baru, terutama dari kalangan santri. “Lingkungan pesantren memang sewajarnya melahirkan banyak cerpenis, sebab tradisi pesantren adalah sumber cerita yang harus terus digali,” jelasnya.
Alhamdulillah berkah dan manfaat 👏🏼🙏🏼