HYMNE
Bahkan sebelum larik musik teranggit sempurna
Di ujung jantung Mesopotamia
Aku telah menjelma lagu paling merdu
Mendampingi malam-malammu yang kelabu
Tidak seperti Hymne to Creation
Dengan rangkaian bahasa Cuneiform
Aku lahir dari debar-debur yang ada
Dada yang tertimbus pecahan kaca
Tidakkah kau rasakan aku dalam dirimu?
Betapa segala luka lenyap hanya karena daun jatuh
Kemudian menjadi kata
Kemudian menjadi alunan instrumentalia
Akulah yang pertama kali datang padamu
Dengan seperangkat kasih yang amat sungguh
Yogyakarta, 2021.
PESAN DARI SAPPHO
Cleis, anakku
Di keramaian ini
Langit Mytilene pancarkan cahaya putih
Ada senyummu
Benderang di tiap larik yang repih
Setiap malam
Setiap tidur yang tanpa pejam
Komputer tua itu muncrat darah
Seluruh sudut kamarku berlumur kata-kata
Anakku, Cleis
Bila dewasa kelak
Kau telah cukup berani membaca karangan-karangan milikku
Baik itu kalimat pesan yang ambigu
Atau ranting bunga gugur yang kusimpul di ranjang tidurmu
Tulislah kembali semampu yang kau hendaki
Bisikkan di telingaku yang mungkin akan, atau bahkan telah tuli
Dengan penuh kebahagiaan
Kujadikan ia sangu menuju mati
Cleis
;segala bagimu, tulus aku amini
Yogyakarta, 2021.
PERKENALAN
; OfOs
Kita belum saling mengenal
Belum pernah bersentuh tangan
Tetapi dengan cukup mengenang
Aku telah menerjuni dasar hatimu
Merasakan angin yang melekap dari jauh.
Entah ada ataukkah tidak samasekali wajah seorang perempuan di situ
Kuberdoa agar sungai-sungai tak berhenti menyeru
Hutan dan hijaunya daun selalu menjadi satu.
Barangkali pada suatu kelak
Kita ditakdirkan bertukar sapa
Aku ingin memperkenalkan diri sebagai engkau sepuluh tahun yang lalu
Yang mencintai langit
Hujan
Dan sunset yang keperak-perakan
Namun apabila tak
Cukup sajalah aku yang paham akan kau
Sebagai sepi yang bungkam
Sebagai diriku yang dicampakkan
Yogyakarta, 2021.
PERTANYAAN 1
Beruntung kau bukan pengarang
Segala yang menimpa tak mesti ditulis dan diceritakan
Pabila dadamu tersangkut perih
Tak perlu lebay dan alay menulis puisi
Komputermu sehat tanpa kalimat yang berantakan
Kepalamu selamat dari perang yang tak pernah selesai
Aku bersyukur kau bukan penyair
Kau dapat menikmati pagi semampumu
Tak wajib tuntas dan lengkap menyimpulkan cuaca
Langit yang setengah bercampur merah kesumba
Namun
Apakah kau menerimaku?
Yogyakarta, 2021.
PERTANYAAN 2
Apakah yang hilang dari malam?
Matamu,
Liontin yang diterpa cahaya bulan
Gemerlap dalam pandangku yang berlinang
Luka demi liku memalsukan segala rencana
Sungguh Desember yang diringkus trauma
Namun senyap pengap dadaku menerima
Bunga-bunga tancapkan dedurinya
Adakah yang tercuri dari rindu?
Setelah yang terdengar hanyalah suaramu
Mengalahkan kencang ombak benturkan buih
Seperti gemuruh pantai di suatu sore yang repih
Tapi, sudahlah
; Maukah kau mengakhiri tahun bersamaku?
Yogyakarta, 2021.
ilustrasi: pinterest.