Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), 20 Mei 2021, hari ini harus kita dijadikan sebagai momentum untuk mengenang jasa para pemimpin bangsa yang berjuang demi tegaknya kejayaan Indonesia. Hari Kebangkitan Nasional yang dipelopori oleh Dr Soetomo dan kawan-kawan seperjuangan menginginkan adanya kebangkitan kebersamaan untuk mencapai kemerdekaan. Sebab perjuangan yang sifatnya parsial kurang memberikan dukungan untuk menegakkan bangsa yang merdeka.
Budi Oetomo (1908) merupakan wadah organisasi persatuan dan kesatuan bangsa. Lahirnya organisasi yang bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan ini menjadi titik tolak untuk merapatkan perjuangan secara nasional. Sebuah perjuangan yang tidak lagi bersifat kedaerahan, akan tetapi terjadi kebersamaan untuk melahirkan proklamasi kemerdekaan. Dan dari organisasi Budi Oetomo ini persatuan dan kesatuan bangsa dapat ditegakkan. Berjuang secara bersama-sama (nasionalisme) dalam barisan kesatuan dan persatuan bangsa.
Dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesai, lahirnya nama Budi Oetomo diusulkan oleh Soeradji yang merupakan kawan sekelas Dr Soetomo. Sebuah nama yang mencerminkan nilai-nilai kebaikan dan keutamaan. Mengutamakan budi pekerti yang baik serta membudayakan persatuan dan kesatuan serta kebersamaan untuk mencapai cita-cita bangsa. Membangkitkan semangat kesamaan di berbagai bidang aspek kehidupan. Khusunya untuk mencapai cita-cita kemerdekaan bangsa.
Kebangkitan Peradaban
Saat memperingati Hari Kebangkitan Nasional hari ini, kita masih berada dalam situasi pandemi Covid-19. Namun bukan berarti kita abai dan mengabaikan eksistensi Hari Kebangkitan Nasional. Sebab, Harkitnas merupakan modal dasar untuk menghadapi permasalahan bangsa, termasuk juga pandemik Corona yang telah meluluhlantakkan keadaan dan kondisi bangsa. Tetapi kita masih punya semangat yang sama, cita-cita yang sama, dan visi misi yang sama. Membangun peradaban bangsa menuju kemaslahatan hidup yang dapat dinikmati oleh seluruh elemen masyarakat.
Peradaban adalah seluruh hasil budi daya manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan, baik fisik (bangunan, jalan) maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan). Masyarakat yang maju dalam kebudayaan tertentu berarti memiliki peradaban yang tinggi. Nilai kebaikan dalam berbagai aspeknya serta berdampak positif bagi perkembangan bangsa dan negara, merupakan hakikat dari peradaban itu sendiri.
Peradaban memiliki ciri-ciri dan karakteristik untuk memperjelas dan membedakannya dengan kebudayaan. Sebab, peradaban dan kebudayaan merupakan hal berbeda. Setiap masyarakat memiliki peradabannya sendiri dan ditandai dengan kehidupan yang nyaman. Selain itu, peradaban memiliki wujud moral, norma, etika, dan estetik. Peradaban lebih luas cakupannya dibandingkan dengan kebudyaan. Namun demikian, kebudayaan dapat bersanding untuk melengkapi hakikat peradaban.
Sebuah peradaban (nilai-nilai kebaikan suatu bangsa) akan bangkit dan menjadi karakter suatu bangsa, jika bangsa itu sendiri mengupayakan dan berikhtiar untuk mewujudkannya. Artinya, sebuah peradaban harus didukung oleh semangat kebangkitan secara bersama-sama (bersifat nasionalisme). Bergerak cepat seirama, bahu membahu dalam kebersamaan untuk mencapai kebaikan dalam kebersamaan.
Pesantren dan Nasionalisme
Peran pesantren dalam membangun sikap nasionalisme tidak dapat dipandang sebelah mata. Sebab eksistensi pesantren memiliki peran penting untuk membangun karakter bangsa yang bersatu, bersama-sama mewujudkan cita-cita bangsa yang telah diamanatkan oleh UUD 45. Dalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang dalam amanat UUD 1945 disebutkan untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa.” Jadi lembaga pesantren yang merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia telah berusaha untuk membangun peradaban melalui nilai-nilai pendidikan. Di pesantren diajarkan bagaimana membangun bangsa melalui berbagai bidang tanpa harus menciderai nilai kemaslahatan. Persatuan dan kesatuan menjadi dasar untuk membangun peradaban dan etika dalam kehidupan.
Terkait dengan persatuan dan kesatuan, di dalam Al-Quran Allah swt berfirman, “Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat,” (QS. Ali Imran: 105). Ayat ini menegaskan bahwa persatuan dan kesatuan merupakan karakter dalam kebangkitan bangsa. Oleh sebab itu, di pesantren, hakikat kebersamaan, persatuan dan kesatuan, merupakan objek kajian keagamaan yang tidak mungkin terpisahkan.
Pesantren dan Hari Kebangkitan Nasional merupakan dua aspek yang bersinergi. Artinya lembaga pesantren mempunyai peran yang besar untuk menegakkan spirit nasionalisme. Maka tidak heran kalau kemudian dari pesantren lahir pejuang-pejuang bangsa dalam menegakkan kemerdekaan, seperti KH Asyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, KH Zainal Arifin, KH Wahid Hasyim, KH Zainal Mustafa, Pangeran Diponegoro, KH Noer Ali, dan lain sebagainya. Mereka merupakan pahlawan kebangkitan nasional yang lahir dari kalangan pesantren.
Hari Kebangkitan Nasional kali ini, 20 Mei 2921, bisa kita dijadikan momentum untuk terus menyuarakan kebenaran dan menegakkan persatuan dan kesatuan. Kita adalah bangsa yang beradab, bangsa yang mencintai kebersamaan. Maka sudah sewajarnya untuk terus bersatu dalam membangun peradaban. Bersama-sama menghadapi permasalahan bangsa, yang saat ini paling menjadi fokus perhatian adalah dampak Covid-19. Salah satunya, mMematuhi protokol kesehatan adalah jalan terbaik untuk menekan tersebarnya virus yang mematikan ini.
Selanjutnya, proses menuju kesejahteraan hidup tidak akan pernah berhenti. Selalu ada hal-hal yang perlu kita perbaiki dalam meningkatkan kesejahteraan. Proklamasi kemerdekaan memang sudah dicetuskan 17 Agustus 1945. Namun, perjuangan untuk mengisi kemerdekaan tidak akan pernah selesai. Selalu dan senantiasa harus kita perjuangkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan membangkitkan semangat pantang menyerah.
Sesuai dengan tema Harkitnas tahun ini: “Bangkit! Kita Bangsa yang Tangguh!” mari kita bangkit dari keterpurukan persoalan-persoalan bangsa. Dan kita tangguh dalam menghadapi berbagai permasalahan dengan semangat persatuan dan kesatuan. Wallahu A’lam!
20 Mei 2021 (Hari Kebangkitan Nasional)