MALAM YANG DINGIN
Malam ini kurasa dingin sekali,
kukenakan berlapis baju tebal
Lapis pertama ambisi
Lapis kedua iri dengki
Lapis ketiga rasa gengsi
Lapis keempat sakit hati
Malamku masih dingin,
maka kurapal matra
bergegas merayu Tuhan.
Yogyakarta,2022.
KEPADA MIR
Benar katamu, Mir
Bahkan sebelum rambutku memutih
Tembok-tembok beton itu sudah tegak mencakar langit
Berdiri dengan keangkuhan diatas tanahmu yang sendu
Padimu yang biasa kita semai di antara pematang,
sebenihpun tidak lagi dapat kau jamah
Iring-iringan pipit yang begitu menyebalkan’
seekorpun tidak lagi dapat kau panah
Setiap malamku tak tenang, Mir
Berharap laba-laba belang membuat rumah semakin banyak
pada tembok-tembok keangkuhan itu
Tengoklah keberanianku yang kanak-kanak, Mir
Runcing bambu-bambu para kuli menancap di dadaku.
Yogyakarta,2022.
KEPADA MIR (2)
Saban pagiku yang entah
Kicauan pipit menghunus jantung fajar
Kau datang dengan malu-malu pada ujung gerimis
Menetes pada badan bumi yang lesu
Mir sayang,
kurasa malam nanti sudah purnama
Bait-bait sajak kerinduan sudah penuh
Aku tak lagi mampu mengaturnya
Apa kau tidak lelah, Sayang?
Berdiam di pojok pikirku yang terus berguncang
Yogyakarta,2022.