ISRA’
Maha Suci Allah
Yang telah memperjalankan hambanya
Pada malam hari
Dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.
Kekasih,
Engkau terlelap di malam yang hening
Hingga datang Ruh Al-Amin
Membangunkan tidurmu atas perintah Ar-rahim
Kekasih,
Kau mendapatkan utusan agar menempuh perjalanan malam,
Dalam perjalanan itu, acapkali kau alami pemberhentian;
Seusai singgah di Madinah,
Kau berhenti di bukit Sinai; tempat Musa berteduh
kala letih diburu Fir’aun
Hingga di Baitul Lahm; tempat Isa dilahirkan
Kau dikejar Ifrit yang membawa obor membara
Kau lintasi sekelompok orang
yang sedang bercocok tanam, memanennya
lalu yang mereka tanam kembali seperti semula
Kau cium semerbak aroma Masyitah; Wanita pemegang keteguhan Iman
yang dihukum tak lazim oleh Raja dholim
Kau dipertemukan orang-orang yang memukuli kepalanya sendiri
hingga pecah dan utuh kembali
Kau lintasi orang yang mengenakan pakaian
hanya untuk menutupi kemaluan,
digiring seperti binatang ternak,
Lalu memakan tumbuhan berduri
Kau bertemu orang-orang
Yang makan daging busuk,
berenang di sungai darah
dan dilempari batu-batu
Kau lewati orang-orang
yang memotong lidah dan bibir sendiri
dengan gunting dari besi
kau bersua kaum yang mencakar wajah
dengan kuku panjang dari tembaga
Kau berjumpa pula dengan wanita
mengenakan perhiasan seba indah;
Gambaran dunia yang dapat melalaikan akhiratnya.
Hingga kau tiba di Baitul Maqdis;
Tempat terakhir sebelum menuju langit tujuh
MIKRAJ
Kekasih,
Kau tempuh perjalanan ke Sidratul Muntaha
dengan kendaraan yang lebih cepat dari cahaya
Kau tiba di langit pertama;
Dibukakanlah pintu langit pertama
Kau berjumpa Adam; bapak para manusia
Diucapkanlah salam padamu
Di langit kedua,
Kau berjumpa Yahya bin Zakaria dan Isa bin Maryam,
Diucapkanlah salam padamu
Di langit ketiga,
Kau berjumpa Yusuf,
Diucapkanlah salam padamu
Di langit keempat,
Kau berjumpa Idris,
Ia tersenyum, lalu diucapkanlah salam padamu
Di langit kelima,
Kau berjumpa Harun bin Imran
Diucapkanlah salam padamu
Di langit keenam,
Kau berjumpa Musa bin Imran
Diucapkanlah salam padamu.
Sebelum menuju langit tujuh, Ia tiba-tiba menangis
Lantas kau bertanya “Ada apa?”
“Aku menangis, karena ada orang yang lebih muda diutus setelahku,
tapi umatnya lebih banyak yang masuk surga daripada umatku,” Katanya.
Di langit ketujuh
Kau berjumpa Ibrahim,
Diucapkanlah salam padamu,
lantas mengakuimu sebagai pemimpin para Nabi
Hingga tiba di Sidratul Muntaha;
suatu tempat nan indah: batas antara langit dengan surga
Di tempat ini pula kau lihat Jibril
dalam wujud aslinya:
dengan memiliki enam sayap,
Dari bulu-bulunya, ia mengibaskan butiran-butiran yaqut dan permata.
KEKASIH
Keheningan pecah
Kerisauan musnah
Kesedihan remuk-redam
Kegelisahan hancur-lebur
Dada yang sempit itu telah diluaskan
Pikiran yang gelap itu telah tercerahkan
Oh kekasih,
Kekasihmu telah benar-benar memberi hadiah
Usai ‘Aamul Huzni’ yang cukup membuatmu resah
Satu per satu kekasihmu di dunia telah pulang
Namun engkau tak sendirian
Sang Maha Pengasih adalah kekasih sejati
Dialah yang memberi kasih sayang sepanjang zaman
Yang menghiburmu di kala sendu
Yang mengirimmu ke langit tujuh
Yang membuat peristiwa itu
menjadi sejarah besar sepanjang waktu
Gresik, 27 Rajab 1444 H.
sumber ilustrasi: republika