KURUSETRA 1
Di medan laga Kurusetra
Jubah suci sang resi
Berkibar bagai aurat wanita jelita
Melambai genit penuh pesona
Membakar berahi lelaki jalang,

Di palagan Kurusetra
Mahkota mulia sang Brahmana
Diobral di meja pesta
menyalakan nafsu gerombolan srigala
Dengan mata nanar dan nafsu membuncah
Mereka mencabik jubah suci sang resi
Di balik tirai gelap berkabut asap
Di atas reruntuhan nurani dan etika
Kurawa berpesta berbagi dunia
Memungut keping-keping derita
Disusun jadi istana
Di sudut sepi Kurusetra
Para resi menatap gelisah
Saat sang Kresna sampaikan pesan hikmah
Kepada resi Durna
Tentang kekuasaan dan harta yang membutakan
Tentang pembebasan diri dari penjara dunia
Tentang dharma seorang guru mulia
Tentang pintu-pintu kehancuran diri
Di palagan Kurusetra
Hikmah musnah terbakar amarah
Nurani hilang terkubur ambisi
Etika sirna tergilas angkara
Tapi kebenaran tetap menunggu
Di ujung sunyi sejarah
KURUSETRA 2
Di palagan Kurusetra
Kebenaran dan kebatilan
Menjadi tersamar
Seperti bayang-bayang dalam gelap
Semua terlihat pekat
Di medan Kurusetra
Pecundang dan pengkhianat
Berbaur dengan topeng malaikat
lebur dalam intrik dan siasat
Di medan laga Kurusetra
Benar dan salah bisa bertukar
Yang salah harus menyerang demi ambisi
Yang benar harus bertahan demi keyakinan
Keduanya menyatu dalam darah dan air mata
Di palagan Kurusetra
Anak panah fitnah berhamburan
Dari busur kebenaran dan kebatilan
Virus-virus kebencian bertebaran
Dari mulut brahmana dan ksatria
Saling menikam saling membungkam
Demi kemenangan
KURUSETRA 3
Di sini tak ada pohon kasih sayang
Tak ada rasa kemanusiaan
Yang tumbuh hanya benih dendam dan keserakahan
Sesama saudara saling memangsa
Jangan mencoba menanam benih kebaikan
Apalagi mencari keteduhan di Kurusetra
Semua mati terbakar ambisi
Kurusetra
Adalah sungai darah dan air mata
Menggenang menjadi danau derita
Menenggelamkan siapa saja yang memasukinya
