Santri dan Kebangsaan

96 views

Indonesia merupakah salah satu negara sangat subur dan sangat hetrogen dari sisi suku, budaya, dan agamanya. Dengan segala keanekaragaman itu, tugas kita sebagai generasi muda adalah bagaimana mampu menjaga kebhinekaan ini dengan arif dan bijaksana sehingga menumbuhkan spirit cinta Tanah Air.

Menurut saya, Indonesia adalah tempat lahir kita, tempat mencari makan, tempat mencari sumber ekonomi, tempat mengadu nasib, dan tempat bersujud kita kepada sang Khaliq. Tidak butuh dalil kitab suci pun, semua yang merasa dilahirkan di bumi Indonesia akan menyatakan cinta Tanah Air. Pasti!

Advertisements

Cinta Tanah Air, menurut hemat, saya adalah sifat naluriah yang menjadi keniscayaan setiap warga bangsa Indonesia tanpa melihat suku, agama, dan perbedaan lainya. Selama dilahirkan dan tumbuh-kembang di negara Indonesia, maka secara otomatis dalam diri jiwanya melekat tanggung jawab untuk mencintai tanah lahirnya. Tidak perlu didiskusikan maupun diperdebatkan, karena mencintai tanah lahirnya adalah sifat alami manusia ketika dilahirkan di muka bumi.

Dengan kondisi demikian, kita perlu melihat lagi bagaimana santri mencintai Negara Indonesia dengan cinta tanpa syarat.

Dalam perjalanan panjang sejarah Indonesia, penjajahan ekonomi, budaya, social, dan politik menjadi catatan sejarah kita sebagai bangsa besar. Kita sangat hafal betul bagaimana Belanda datang ke Indonesia atas nama perdagangan pada  1596, di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dan berhasil mendarat di Pelabuhan Banten. Puncaknya terjadilah penjajahan, penjarahan, serta eksploitasi di berbagai sektor.

Tak hanya itu, selang beberapa abad setelahnya, tepat pada 11 Januari 1942, Jepang datang dengan membawa misi tertentu. Belum lagi keberadaan PKI yang banyak melukai hati santri dan pesantren dengan segala perbuatan yang dilakukan. Sederet kejadian masa lalu membuat jiwa santri terpanggil untuk tetap berada di garis depan mempertahankan Indonesia dari segala serangan luar yang mengancam keutuhan NKRI sebagai negara berdaulat.

Berkaitan dengan istilah santri, Mustaqim dalam Jurnal Politik Kebangsaan Kaum Santri; Studi atas Kiprah Politik NU, mengurai, santri tidak hanya dipahami sebagai orang mencari ilmu di pesantren, tetapi santri mempunyai makna kontekstual yang sangat dinamis dengan situasi zaman.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan