Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Sumenep mengadakan kajian kitab Bidayatul Hidayah pada Ahad, 25 September 2022. Yang menarik, pengajian ini dilaksanakan di sebuah saung yang cukup sederhana, tepat di sebelah kediaman KH Ali Fikri Warits, selaku pengampu kitab ini. Suasana pengajian terkesan teduh, di bawah atap dari rumbia kami mengikuti kajian kitab dengan penuh hikmad dan keakraban.
Desir dan spoi angin mengiringi kajian kitab kali ini. Dari sela-sela dinding saung yang terbuat dari serutan bambu, semilir angin membelai suasana. Kami pun terbuai oleh desau udara yang cukup sejuk di saat cahaya mentari di luar begitu terik. Hal ini akan semakin memberikan kenyamanan di antara uraian narasi Kiai Fikri yang diselingi ungkapan-ungkapan humor untuk mencairkan suasana.
Bidayatul Hidayah merupakan kitab yang ditulis oleh Abu Hamid Al-Ghazali yang dikenal dengan Hujjatul Islam Imam Ghazali.Kitab ini menjelaskan berbagai tema terkait dengan dimensi kehidupan sehari-hari untuk lebih dekat kepada Al-Khalik. Taqarrub ilallah, merupakan puncak harapan setiap muslim agar menapaki kehidupan yang bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Kedamaian hidup adalah aspek yang diperjuangkan agar nilai-nilai hidup sendiri memiliki kemanfaatan baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Aspek yang dikaji dalam kitab Bidayatul Hidayah ini seperti bagaimana sikap taat kepada Allah swt. Juga terkait dengan adab atau tata cara bangun tidur, adab mengambil wudhu’ yang benar, etika mandi, tata cara tayammum, dan lain sebagainya.
Bahasan kali ini, Ahad, 25 September 2022, sampai pada adab memasuki masjid, yang diantaranya adalah mendahulukan kaki sebelah kanan dan membaca doa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Doa Nabi Muhammad saw saat memasuki masjid, “Allahummaftah li abwaba rahmatik, ya Allah, bukakanlah pintu rahmat-Mu untukku.”
Kajian kitab yang dilaksanakan di saung ini merupakan bagian pembelajaran sepanjang hayat. Karena mencari ilmu itu tidak dibatasi oleh usia. Dalam sebuah ungkapan ahli hikmah dijelaskan, “Uthlubul ilma minal mahdi ilallahdi, carilah ilmu dari buaian (ibu) hingga ke liang Lahat.” Selain itu, di dalam kajian kitab ini juga terdapat nilai silaturrahmi. Lebih dari itu, pengajian kitab Hidayatul Hidayah ini mengusung tema “Kembali ke pesantren,” karena dilaksanakan di area Pesantren Annuqayah.
Ngaji kitab Bidayatul Hidayah diikuti oleh para santri senior dari berbagai kalangan. Sedikitnya tidak kurang dari 30 alumni yang aktif mengikuti kajian kitab ini. Ada antusiasme peserta pengajian karena selain mendapatkan keilmuan juga ada nostalgia untuk kenangan pada saat mondok dulu. Ada juga yang ikut mengaji sambil menjenguk (ngerem) anaknya yang masih aktif menimba ilmu di pesantren yang didirikan oleh Kiai Syarqawi dari Kudus Jawa Tengah. Jadi ada beberapa hikmah dari adanya pengajian ini Yang dapat dirasakan oleh para peserta pengajian.
Itulah pelaksanaan pengajian kitab Bidayatul Hidayah kali ini yang dilaksanakan setiap Rabu keempat setiap bulannya. Diharapkan pada pengajian berikutnya kami diberi kesempatan dan kesehatan untuk mengikutinya. Diharapkan pula bahwa ke depan semakin banyak santri senior atau alumni yang ikut dalam pengajian ini. Meski kebanyakan peserta pengajian dari para alumni, namun tidak menutup kemungkinan para simpatisan juga diberi keleluasaan untuk mengikuti kajian kitab kuning ini. Wallahu A’lam!