KASIH ORANG TUA #1
;Ali Badri
Pada gersang tanah ini
Punggungmu menjadi saksi terik matahari
Peluhmu menjadi mata air hidupku nanti
Adapun tangismu adalah
Serangkaian doa pada malam yang sunyi.

Jika kemudian kau tersenyum
Gurat di wajahmu adalah bukti paling ranum
Untuk menandakan gelisah
Pada pengembaraanmu yang makin melemah
O, pemelihara kasih seluas samudra
Izinkan aku memujamu dengan ujung pena
Sebab dengan ini
Pemujaanku padamu abadi.
Payudan. Dung-dang. 2021
KASIH ORANG TUA #2
;Sitti Juma’atun
Pada gurat wajahmu
Aku temukan letih
Yang senantiasa kau balut
Dengan senyum bahagia
Sebenarnya pada senyummu itu
Berlaksa gelisah kau tanam
Namun demi anak-anakmu
Kau berusaha untuk memendam
Kasihmu adalah luas langit
Yang tak berujung
Sedangkan cintamu adalah samudra
Yang tak dapat diukur kedalamannya
Payudan. Dung-dang. 2021
HARAPANKU PADA RINDU
Tak ada rindu yang lebih menunggu
Daripada rinduku padamu
Satu tahun tuntas
Belum tentu rinduku lunas
Adapun rindu ini semakin jelas
Manakala syair rembulan terlepas
Aku tahu rinduku belum tentu terbalas
Tapi aku mengharap
Berbekal rinduku ini
Kelak akan membawa pada barisanmu yang suci.
Lubtara. 2021
BELAJAR PADA ALAM
Di tengah luasnya samudra
Aku belajar menjadi gelombang
Yang membawa sekeranjang harap
bagi para nelayan
Di bibir pantai
Aku belajar menjadi pasir
Yang rela dijamah kaki-kaki
penggelisah
Dan pada permata sore
Aku belajar menjadi matahari
Yang merelakan binarnya
Demi menciptakan senja.
Pantai Sembilan. 2021
BUKTI DARIKU
Ternyata air menggenang di kelopak matamu
Adalah hujan yang dirindukan gersang tanah
Bukan luapan gelombang laut
Yang disebabkan gemuruh badai amarah
Tak ada lagi deru-haru
Sebab tangis-derita dahulu
Sebab ia telah menjelma
Seulas senyum di bibirmu
Dan itu adalah bukti nyata dariku
Yang telanjur meminta hatimu.
Sampang. 2021.