Zaman kian berkembang dengan begitu pesat. Perkembangan tersebut diikuti oleh kemudahan-kemudahan dalam menjalani aktivitas sehari-hari melalui teknologi yang juga terus berkembang. Maka dari itu, sebagai insan yang berakal, terutama bagi kaum milenial, harus bisa mengikuti era yang cepat berubah itu. Bahwa di antara kemudahan itu ialah akses komunikasi antarsesama yang sudah melekat pada diri masing-masing orang.
Media sosial merupakan sebuah media online yang penggunanya bisa saling berinteraksi secara online. Penikmatnya pun berasal dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, dewasa, sampai para orang tua sekalipun tak ketinggalan. Dan, bukan hanya di wilayah perkotaan saja, saat ini medsos sudah menyebar hingga ke pelosok negeri.
Berbagai kemudahan telah kita nikmati itu bukannya tanpa tantangan. Justru, akan ada banyak tantangan yang dihadapi. Ibarat sebuah pisau bermata dua, media sosial bisa sangat membantu kita berinteraksi walaupun dalam jarak jauh, membantu berwirausaha, dan masih banyak lagi manfaat lainnya. Namun, ada dampak buruk yang dihasilkan dari medsos, di antaranya adalah waktu yang terbuang dengan perbuatan yang sia-sia, menjauhkan yang dekat, dan mengshare sesuatu yang tidak semestinya disebar.
Ada lain dampak negatif yang menjadi bagian dari teknologi komunikasi ini, yakni dari mudahnya berkomentar. Tidak salah sebenarnya berkomentar. Namun orang-orang nampaknya begitu bebas berkomentar terhadap suatu permasalahan, meskipun tak paham tentang apa yang dikomentari.
Padahal, ketika kita ingin mengomentari sesuatu, harusnya dibekali dengan ilmu yang mumpuni, tidak sekadar memberi komentar. Semakin hari, seiring berjalannya waktu, netizen semakin berani, tentu berbeda dengan zaman dahulu sebelum ada medsos. Masalah dalam hal ini ditandai dengan beragam komentar yang terdapat unsur tidak suka, menghina, ataupun menjatuhkan.
Ujaran kebencian yang saat ini sudah bertebaran di mana-mana, seolah sudah menjadi hal biasa. Padahal dampak yang akan terjadi ialah perasaan tidak suka, membuat kegaduhan, bahkan memecah persaudaraan antarsesama.
Gambaran ini pun tidak jauh berbeda dengan hasil survei yang dilakukan oleh Microsoft pada 2021 tentang perilaku seseorang di media sosial. Dalam laporan yang berjudul Digital Civility Index (DCI), Indonesia menempati peringkat 29 dari 32 negara yang diteliti.