SEKUNCUP KAMBOJA DI UJUNG SENJA
Senja ke-19 di bulan 8 tahun 17
Memupuk sunyi dalam setiap tetes cinta
Menebar rindu dan menjelmakan suka cita
Berubah cepat menjadi duka cita
Sanubari pun mulai tenggelam dalam gulita
Wahai penguasa senja
Cukupkah sekuncup kamboja untuknya
Akankah dia sumringah dalam bahagia
Masihkah dia menatapku dengan cinta
Karena aku yang akan selalu setia
Senja ke-19 di bulan 8 tahun 17
Kini aku rindu padanya
Pada sang pemilik jiwa tak berdaya
Sesak yang kutahan dalam bahaya
Kini berjelaga bersama angin maya
Senja ke-19 di bulan 8 tahun 17
Kini aku sudah di sampingmu, ayah!
Di samping pusaramu
Sungguh tak mampu kutahan air mata
Hanya itu bukti hati masih bertahta
KUNCUP DI BULAN AGUSTUS
Selama duka masih menjelma
Selama kelopak masih mendera
Selama nadi masih bersama
Selama itu tangis akan terus bergema
Hujan seakan datang mengintai
Membuat bumi sedih melangkah gontai
Warna indah pelangi seakan menyiksa
Terombang-ambing angin di kaki angkasa
Ayahku telah tiada
Ayahku memang tak lagi ada
Aku hancur, bersama debur ombak
Laut biru yang dulu menjadi geladak
Kini sunyi, senyap seakan telah lenyap
Bersama kenangan yang lindap
Hari ini, setahun telah berlalu
Kudatang, kubuang rasa haru
Kuletakkan kuncup biru nan beku
Di atas gundukan tanahmu
Lantunan doa yang terucap
Membekas dalam palung kesabaran
Gayu, 25 Februari 2021.