APA KABAR PAGI INI?
masihkah terdengar nadhom Alfiyah Ibnu Malik
di lorong-lorong pagi ini?
malam telah tertusuk alarm keabadian
sebelum menjelma waktu kesucian
meditasi berhenti tanpa pamit
saat kamar-kamar memecahkan suara;
tak bergetar, tetapi mengguncang sujud mata
yang memuja: mimpi lebih indah dari kitab kuning
apa kabar pagi ini?
sudahkah tubuh-tubuh kembali mencintai pagi
sampai malam menjemput dari arah sunyi
hingga nadhom alfiyah dan selawat usai?
atau barangkali wajah-wajah kembali terlelap
pada lembar kitab matahari yang resah
bersama doa-doa dalam waktu
dan senyum pagi yang selalu berkabar
Jate, 14 Desember 2021.
MEDITASI SEBELUM SUBUH
sebuah cahaya membisu di balik sujud mata
dingin membeku dalam pelukan sajadah
mengantar bismillah ke ruang ingin dan angan
;siapa malam ini menjaga tubuh-tubuh
di kamar paling sunyi–gubuk kayu itu?
subuh ditasbihkan dalam renung;
begitu indah dengan fajar kesunyian nan suci
meski suara-suara terbungkam mesra
sewaktu la ilaha illallah disenandungkan
ada kenang pada kesucian pagi ini
saat tahajud masih menjadi pilihan
dan tahiyat akhir perlahan terselesaikan
dengan arti-arti dalam kicauan
tak disangka, al-fatihah masih bersedia
untuk dimulai dalam pikiran tanda-tanda:
akankah pagi ini selawat tersenandungkan
tanpa puisi-puisi bermetafora rindu?
yang menunggu setelah tertinggal dalam hampa
mencari kasih nabi dan Tuhan pada tahun
mencari koleksi hijaiyah pada lembar suci
dan kembali menatap keramaian di altar kesucian
shollallah ‘ala Muhammad, biarlah hati merindu
Jate, 19 Desember 2021.
PONDOK KAYU
sepasang doa masih tereja dalam bismillah
saat kaki-kaki beranjak dari renung sepi
dan udara bersaksi pada pagi
bahwa pondok ini menyimpan shirathal mustaqiim
alam membacakan ayat mimpi tanpa deru
merangkai kenang dalam menunggu pulang
dan surga tersimpan pada sepetak angina
yang memulai angan dari subuh hingga isya berlalu
kayu-kayu terangkai bersama kabar sepi
yang tak pernah lelah mengamini doa-doa
meski padam terkadang menjamah bahagia
dari perbincangan-perbincangan yang berakhir, pulas
terdengar jeritan pintu-pintu terbuka
yang perlahan rapuh termakan masa lalu
ada yang hampir kehilangan bersama waktu
ada yang hampir terlepas bersama kepergian
selayaknya pengungsi menaburkan doa-doa,
sampai kapan pondok kayu ini melepas masa lalu?
pertanyaan-pertanyaan masih mengulang arti
sebuah perjalanan terlindung dari seperti
meski jawaban abadi dalam ketidaktahuan
dan sesekali menjadi pengulangan kembali
pondok kayu hanyalah kota air mata
mimpi-mimpi berdatangan dari balik sunyi
dan tiba-tiba malam berhenti dalam hening
memenuhi kitab-kitab keabadian nan suci
menjadi bismillah setiap tidur dan bangun
menjadi alhamdulillah setiap melangkah dan berhenti
menjadi alfatihah setiap memulai dan mengakhiri
menjadi subhanallah setiap melihat dan membuta
di pondok kayu ini tersimpan nur
dan doa-doa para ibu yang mengorbankan
rasa rindu; peluh ayah yang mengorbankan
jiwa pada keramaian kota di kepalanya sendiri
Jate, 25 Desember 2021.
ASSALAMUALAIKUM, EMBUN PAGI
tarhim membangunkan jantung dari malam
suara-suara saling membentur berahi mata;
pecah dan memenuhi penyambutan di altar
yang membangkitkan ingatan dari lelap
dalam lupa tak abadi–hanya seenaknya saja
tak lama embun-embun menyembunyikan dingin
di balik doa bangun tidur, biar bangkit
tangan-tangan menari dalam suara yang bergetar
membenturkan diri pada ajakan udara
“bangun… bangun… subuh… subuh…”
segelintir orang saling beramai
mencari kita dengan air ketenangan
sebelum embun kehilangan tanda kelahiran
assalamualaikum, embun pagi
penyambutan melintas di tubuhku
ada yang mabuk dengan zikir
ada yang susah payah menahan mata
kesunyian merangkai cerita singkat
di balik lembaran alfiyah–mengalun tiba-tiba
suara-suara berusaha bangkit dari godaan
;memanggil kembali ke altar malam
assalamualaikum, embun pagi
kembalilah pada ayat-ayat persembunyian
biar tak abadi di daun-daun
yang menggugurkan diri di jantung kota
entah, penyambutan ini akan bertolak
pada malam atau tidak; bergegaslah
bawa sujud pada subuh yang lain
biar air mata menjadi embun di jantungku
assalamualaikum, embun pagi
atas subuh, sujudku abadi
Jate, 29 Desember 2021.
SELAMAT MENUNAIKAN TAHUN BARU BAGI PERINDU JALAN PULANG
sambil lalu waktu membaca jejak masa lalu
tanpa petir hiasan menyambar ke telinga
saat malam mulai paro dalam pergantian
dan rindu masih membatu pada arah tatapan
bismillah, selamat menunaikan tahun baru
tanpa menggelar huru-hara; hanya doa-doa
dalam tasbih yang melingkar pada harapan
lantas menutup mata dari keramaian sekitar
dengarkanlah kata ibu di serambi pondok kayu
“berdoalah untuk tahun baru dan renta usiamu,
sebelum dituntut membayar pajak masa lalu,”
lalu kembali pada perayaan sesungguhnya
alhamdulillah, selamat menunaikan tahun baru
tanpa pergi ke kota-kota, sebab hanya
menyisakan luka di malammu,
bacalah fathul qorib, ta’lim al-muta’allim dan kitab jiwamu
Jate, 1 Januari 2022.