Semarak Pekan Ngaji di Pesantren Mambaul Ulum Madura

18 views

Seminar Tasawuf dalam rangka memeriahkan Pekan Ngaji ke-5 Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata, Desa Panaan, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur menghadirkan pakar tasawuf dari Sudan, Syehk Dr Tageldin Ahmed Saeed Abbas. Kegiatan yang dilaksanakan pada Minggu malam, 12 Januari 2020 ini, selain diikuti ribuan santri, juga dihadiri Duta Santri Nasional Indonesia 2018 Farichatus Sholichah El Chafidz.

Selain itu, pada Pekan Ngaji ke-5 kali ini, juga diundang ilmuwan dari delapan negara dari beberapa bidang keilmuan. Dalam seminar tasawuf di pondok pesantren yang diasuh oleh RKH M Tohir Abdul Hamid ini, Syehk Dr Tageldin Ahmed Saeed Abbas memberikan materi bertema “Keindahan-keindahan Tasawuf dalam Islam.”

Advertisements

“Orang itu bisa berubah dari kejelekan menuju kebaikan apabila menggunakan tasauwuf,” demikian Syehk Dr Tageldin Ahmed Saeed. Dia kemudian menjelaskan arti dari kata tazkiyah. “Tazkiyah itu butuh sebelum mencari ilmu. Karena, mencari ilmu tanpa adanya tazkiyah akan menjadi sombong,” tambahnya.

Sehari sebelumnya, Duta Santri Nasional Indonesia 2018 Farichatus Sholichah El Chafidz memberikan motivasi kepada ribuan santri putri di acara Pekan Ngaji ke-5 ini. “Kami sengaja mengundang yang bersangkutan agar bisa memberikan inspirasi bagi santri putri yang ada di pesantren ini,” kata Ketua Panitia Pekan Ngaji ke-5 Santri Putri Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-bata Pamekasan, Lailatul Badriyah.

Faricha, sapaan karibnya, diundang sebagai nara sumber karena sudah banyak memiliki pengalaman dan sudah pernah berkeliling ke 21 negara. Mahasiswi Sastra Arab yang juga studi di Pondok Pesantren Aswaja Yogyakarta ini menjadi nara sumber di pondok putri dengan tema “Sharing Profile Santri Berprestasi”.

Ia menyampaikan materi dengan gaya yang menarik dan menghibur. “Intinya, kemauan dan usaha yang keras yang disertai doa kepada Allah SWT, akan membuka jalan bagi kita untuk mewujudkan yang kita inginkan,” katanya.

Duta santri yang masih berusia 24 tahun ini juga membeberkan pengalaman pribadinya, hingga akhirnya bisa mengunjungi 21 negara. Ia juga meminta para santri untuk tetap istikomah dalam belajar dan ibadah, karena menurutnya kunci sukses dalam sebuah perjuangan adalah usaha dan doa.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan