2022
Pada serpihan angka-angka
Yang tergusur dari kalender jiwa waktu
Sapa takdir-Mu jelajah tanpa jenak
Pada sehelai kabut yang lelap di malam itu
Helai masa berkibar di pelupuk malam
Menyanyikan derai tepian anjangsana
Mengepak pintu makrifat
Di jejak jalan pulang tak diantar
Elegi waktu pun pudar
Mewartakan mimpi para pengkhayal
Dengan lirik puisi, syair para pemuja luka
Tasbih masih menggantung,
Di puncak langit yang pecahkan nurani
Irama kebaruan waktu,
Sepoi naunasa biru butakan arah
Berlalu luka almanak
Menjemput luka aksara bertahun purba
Sumenep, 1 Januari 2022.
SEPENGGAL EPISODE
Memetik mentari,
Mekarkan kembang purnama
Pada sekuntum cahaya-Mu
Menoreh luka,
Serpihan aksara puisi
Merapal lafal sekerat syair
Malam pendarkan sunyi,
Aku mendaras seluit pualam
Mekarkan doa cinta-Mu
Aku merutuk mimpi,
Kelindan waktu luruh menari
Seikat derai merobek malam
Kemarau memendam api,
Gigil aku di pojok waktu
Menyapa takdir senyap tafakur
Berkisah selaksa kasih,
Secawan bunga memeras anggur
Aku terbakar dalam sukma-Mu
Sumenep, 4 Februari 2022.
MEMUNGUT PILU GERHANA
(Gurat Air Mata Pilu; Martawi)
Lahir dari rahim waktu,
Memamah gerhana rembulan
Pada sebak air mata anak sungai
Martawi memungut daun bidara
Memilin pecahan pelangi
Curah rindu di derai gelombang
Kisah perih retak hati mati
Peluh peras jerit jiwa
Darah cinta membakar wajah purba
Dekaplah degup, Martawi!
Riuh mawar rasuki pilu senyummu
Memerah cekat sekerat lindu
Martawi gerah,
Melipat dada pejamkan aksara
Bakarlah kabarmu, Marta!
Agar tanah tak lagi bara
Memendam riak tuak abadi
Di lekuk kidung kobaran api
Martawiku, Marta!