*ditulis sebagai perenungan dalam memperingati Hari Santri Nasional. Ini bukan sekadar penghormatan bagi mereka yang berpeci dan bersarung, tetapi bagi setiap jiwa yang belajar memaknai sunyi—di mana ilmu, cinta, dan iman tak pernah selesai dipelajari.
I. SURAT KEPADA TUHAN

Aku mencintai-Mu seperti tanah mencintai hujan yang menundanya.
Aku menunggu-Mu di setiap jeda azan yang tak selesai.
Tubuhku adalah ayat yang kehilangan makna
sampai Kau datang dan membacakannya dengan cahaya.
Aku bukan nabi
hanya seseorang yang mempelajari rindu
dari baris-baris Alif Lam Mim
yang tak pernah tuntas kuartikan.
Jika mencintai-Mu adalah belajar
maka biarkan aku bodoh selamanya
dalam madrasah-Mu yang tak bernama.
II. Di ANTARA DUA SUJUD