HUJAN MENIKAM LUKA
titik hujan setajam alismu,
menembus jantung hati, pecah air laut
pada helai kedipmu yang paling pijar
hujan masih berpendar,
ketika merah senja selendang kabut
ketika riuh luka teriak munajat
ketika lekuk mimpi berlipat
cerita tanah ini, Tuan!
telah diseduh hujan air mata
disekap luruh daun kamboja
memerah perih dihunjam luka
Tuan, kidung ini tetap sunyi!
sepekat mimpi,
jantung malam pun berkobar hujan
di pelepah hujan purba,
seikat bunga menyala, cahaya berpijar
jebak beku selimut bara
Madura, 11012021.
MENARI KELOPAK MALAM
malam tak lagi kelam,
dalam mahsyuk khalwat berpijak rindu
menasbih butiran bintang, menabur
jejak gurindam sepanjang telaga surga
seduh rindu-Mu pijarkan kerak
melabuh butiran nafiri,
di pengujung malam yang diam
merindu mimpi kecup nirwana,
pada geriap doa-doa, Ilahi
pijarlah daun rindu,
derai malam balutkan zikir
pada-Mu, jawab pinta berkalung harap
setali ikatan cinta-Mu,
taburkan delima emas,
serunai aksara berburu anjangsana
Tuhan,
derap rindu malam sunyi terhampar!
Madura, 09012021.
SERUNCING ALIS CLEOPATRA
dunia pun berkobar,
tentang rautmu dalam puja-puja
mengantar serpihan lentik alis mata
memetik mahkota putik kahyangan
lekas berkemas beranda hati,
muara dermaga berbalut asa, menepi
rindu mendada bersilih ikatan bunga
mantra-mantra berucap,
akar rumput terikat aksara, lidah api
gigil aku membaca mantramu,
berlabuh di bantaran tanah api
kesiur angin sagara telikung jiwa
mengantar langit berpendar rupa
lirik aksaramu pijar,
sepekat huruf mimpi di ujung luka
Madura, 08012021.