Suasana kekeluargaan tercipta dalam silaturahmi para penulis kontributor situs web duniasantri.co, Minggu (13/9/2020) pagi. Acara yang diselenggarakan jejaring duniasantri ini dilakukan melalui aplikasi Zoom, dan diikuti beberapa kontributor dari berbagai daerah. Ada yang dari Lampung, Mojokerto, Kediri, Malang, dan Madura.
Silaturahmi para penulis duniasantri.co ini bertujuan untuk merekatkan hubungan kekeluargaan antarpenulis yang terhimpun dalam komunitas jejaring duniasantri. Acara berjalan lancar disertai banyak obrolan santai satu dengan yang lainnya.
Dari duniasantri.co diwakili Mukhlisin dan Alfian Siagian. Mewakili duniasantri.co, dalam sambutan pengantarnya, Mukhlisin memberikan sedikit pengarahan, harapan, dan orientasi para penulis ke depannya. Tentunya, dibarengi dengan masukan, pertanyaan, dan guyonan ala penulis jurnalistik.
Ditegaskan, silaturahmi melalui Zoom ini menjadi ajang sambung seduluran agar tercipta nuansa kekeluargaan yang harmonis sesama penulis meskipun tidak pernah saling tatap muka. Ke depannya, acara seperti temu kangen menjadi ajang tukar pikiran, pengalaman, dan informasi terkait dunia jurnalistik. Tentunya, juga membicarakan ide maupun masukan yang konstruktif terhadap keberlangsungan website duniasantri.co agar terus menjadi lebih baik.
Dalam acara ini, para penulis/kontributor duniasantri.co juga saling berbagi cerita. Penulis dari Lampung, Fathur, misalnya, menceritakan betapa susahnya untuk bisa istiqomah dalam menulis. Istiqomah, menurutnya, ibarat seorang perempuan seksi yang keberadaannya sangat diinginkan banyak orang. Tetapi, saat itu pula, banyak yang tidak mampu meraihnya dikarenakan banyak kesibukan maupun rintangan lainnya.
“Perempuan seksi itulah salah satu bentuk jati diri dari sebuah laku istiqomah, tak terkecuali istiqomah dalam menulis sebuah tulisan,” katanya.
Sementara itu, Nopinta Sigit Widodo dari Kediri, juga memberikan respons positif atas terselenggaranya acara temu kangen virtual ini. “Acara seperti ini akan membangkitkan semangat jurnalistik dalam diri saya sebagai penulis pemula karena banyak ilmu yang saya dapat dari momen ini. Dari ilmu yang saya dapat ini, akan kami salurkan kepada peserta didik untuk bisa mengembangkan kemampuan menulis seperti penulis yang ada di forum ini,” katanya dengan tersenyum.
Tak hanya itu, Eko David, penulis asal Mojokerto, memberikan sedikit ulasan serta harapan besar kepada redaksi duniasantri.co. “Saya berharap dunia santri bisa masuk dan memfalitasi bakat minat para santri di belantika tanah air untuk mengembangkan sayap jurnalistik. Santri harus ikut hadir dalam menyebarkan konten maupun tulisan yang segar dan fresh agar tetap mampu mengimbangi dinamika zaman,” tutur pria yang mengajar di Pesantren Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, ini.
Di akhir pembicraan santai tersebut, Alfian Siagian mengungkapkan bahwa hadirnya duniasantri sampai hari ini adalah bentuk ikhtiar untuk menciptakan ruang jurnalistik bagi santri maupun pondok pesantren. Di sisi lain, kesadaran untuk menulis dan terus menulis harus dipupuk sedini mungkin.
“Agar kelak, duniasantri mampu mencetak serta melahirkan penulis hebat, andal, dan profesional dengan latarbelakang pendidikan pesantren yang mumpuni,” katanya.
Silaturahmi antarpenulis/kontributor duniasantri.co akan rutin diadakan minimal dua pekan selali. Jika pandemi sudah berakhir dan situasi sudah kondusif, jejaring duniasantri akan kembali keliling ke pesantren-pesantren di berbagai untuk menyelenggarakan diklat jurnalistik bagi kalangan santri.
Alhamdulillah, meski saya sendiri tidak bisa gabung karena terkendala sinyal, namun teman-teman yang lain tetap bisa bercengkerama sebagai media silaturrahmi. Semoga ke depan duniasantri.co semakin berkibar. Aamiin!