TUHAN YANG TERSESAT DI PUSAT PERBELANJAAN

TUHAN YANG TERSESAT DI PUSAT PERBELANJAAN

1/
di pintu masuk mall,
seorang lelaki tua berdiri di bawah spanduk bertuliskan sale akhir tahun.
di tangannya ada papan kecil bertuliskan:
‘carilah Tuhan, sebelum kau kehabisan waktu.’
orang-orang lewat,
menyangka itu promosi jam tangan atau seminar motivasi.
di dalam, musik pop mengalun seperti zikir yang diputar paksa
dan bau parfum menggantikan aroma dupa.
mungkin inilah rumah ibadah modern—
di mana manusia menunduk bukan karena khusyuk
melainkan mencari diskon di etalase kaca.

https://www.instagram.com/jejaringduniasantri/

2/
di foodcourt, seorang ibu menutup mata sebelum makan
menggumamkan doa sambil membuka kamera depan.
anaknya memotret dengan penuh hormat:
“biar caption-nya nanti: syukur sederhana bersama keluarga.”
di luar bingkai,
gelandangan menatap sisa makanan di baki.
mungkin Tuhan duduk di sana,
menunggu seseorang menatap-Nya tanpa filter.

3/
dulu orang mencari Tuhan di langit
kini mereka mencarinya di kolom komentar.
ada yang berdebat tentang bentuk kasih
ada yang menghitung dosa dengan kalkulator moral.
dan setiap kali layar direfresh
satu lagi keyakinan tumbuh seperti iklan baru.
mereka bicara tentang surga
tapi tak pernah sempat menanam pohon di halaman sendiri.

4/
aku pernah membaca:
Dia dekat, lebih dekat dari urat lehermu.
tapi entah mengapa
yang terasa dekat justru notifikasi jam tangan pintar.
setiap detik berbunyi seperti panggilan ilahi
padahal hanya pengingat langkah.
aku menatap bayanganku di kaca lift
dan bertanya pelan
“apakah aku benar-benar naik,
atau hanya bergerak di antara lantai dunia?”

5/
malam tiba dengan sunyi yang tak lagi murni—
karena setiap kesepian kini berisi suara digital.
aku mematikan semua lampu, semua layar, semua bunyi
dan untuk sesaat
dunia terasa kosong seperti halaman kitab yang belum ditulis
dalam kegelapan itu
aku mendengar sesuatu yang bukan suara, bukan kata
semacam keberadaan yang lembut tapi tegas,
tak perlu diseru, tak perlu dijual,
hanya perlu diam.
mungkin di sanalah Tuhan tinggal,
bukan di surga,
bukan di seminar,
bukan di algoritma,
melainkan di jeda—
antara napas dan kesadaran.

Sumber ilustrasi: pixabay.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan