/1/
Sadarkah kau pada siluet suci yang terpatri
antara lipatan kitab lawas keramat nan bermartabat
atau sosok wajah pemilik citra murni
tertutup awan jernih penjaga pandangan
yang tunduk lemah di hadapan junjungan.
Dialah santri abdi kiai.
/2/
Ketika kau melihat batang pena menari,
Di sanalah santri sebagai pemetik kecapi.
Ketika kau memandang aliran tinta mengalir,
Di sanalah ia meminumnya sembari berdzikir.
Ketika kau memerhatikan azan menyeru,
Di sanalah ia sebagai perindu pada yang dituju.
Di kala kau merasa takjub akan lantunan bait hikmah,
Di sanalah ia, pemain tembang asmaradana tanpa resah
/3/
Hingga luka menghampiri, wabah mengoyak hati
Santri menelan seteguk empedu pahit abadi
Pepadu tangguh dipaksa pisah dengan sang kiai
Si berpeci bimbang ke sana kemari
Tak tahu kapan dapat bersua kembali
/4/
Santri terpaksa pulang mengisi bekal
Muajhah dengan kiai hanya lewat media sosial
Membuka kitab yang tersimpan di portal-portal
Dalam beragam aplikasi berkedok digital
Kadang mengikuti ajaran ustad viral bermazhab fenomenal
Berbekal fatwa-fatwa berbumbu kontroversial
/5/
Kiai!
teriak santri
Kurindu tiap-tiap petuah suci
Barokah ilmu darimu yang kucari
Ketika kau merestuiku, itu yang kunanti
Altar pengabdian, alqona’ah,
Pacet 02 Juni 2020