AKU MENYULAM
Di depan mataku
Jarum, benang, serta seperangkat alat menyulam, teduh
Tak lupa sehelai kain Kerinduan
bakal menjadi alas menghabiskan keresahan
![](https://i0.wp.com/www.duniasantri.co/wp-content/uploads/2022/09/Duniasantri-Telegram-Acquistion.jpeg?fit=1280%2C720&ssl=1)
kedua tanganku terhampar lebar
kain mengambang penuh debar
tangan kananku mulai menjelajahi kenangan
yang lahir dari puisi Tuhan yang karam
sangat hati-hati jarum kuajak Jalan
biar tak melukai rahim kata pada tumpukan harapan
tengah malam aku menyulam
berteman Kesunyian dan ribuan awan memandang
benang-benang kusekap dalam kerangka hidup
agar penuh takdir labuh dalam degup
sepanjang kurangkai bordir pada kain
Semoga keteduhan menjadi mungkin
Mei, 2021.
DARI ANNUQAYAH-RUMAH
Ketika di Annuqayah
Aku menitip banyak senyum
Langit-langit puisiku turut basah
Menjadi kalam berbuih doa temaram
Setelah dari sana
Mimpi-mimpi menjadi gemuruh
Gebu tubuhku, kepalaku, tumpah
Hingga berdetak cepat melebihi jantung yang rindu
Lurus jalan ke Annuqayah
Kupatri dalam dada
Biar tak sesat berjalan
Biar sampai pada tuju harapan
Juli, 2021.
UNTUK CHAIRIL ANWAR
:dan para penyair yang memilih pergi
Tenanglah, Pak
Puisimu akan kami rawat sampai menjadi remaja
Lalu dewasa bersama-sama tubuh kami yang akan menua
Puisi kalian abadi dipangkuan bumi
Menjadi roh-roh bergelantungan dalam coretan kami
Hingga hidup kembali menjadi jasad
Dan menghidupi puisiku, puisi mereka
yang sempat mati suri dalam kepungan abjad
28 April 2021.
👍👍