HUJAN DI RAMADAN
aku mencium wangi hujan di Ramadan bersama wangi keringat nikmatMu
di malam pekat membalut kerinduan akan sosokMu, Kekasih, bak kuncup bunga yang merindukan hujan di musim panas
Muhammad aku rindu!
Kau bunga, kau kupu-kupu, pewangi dzikirku, keindahan sunyiku
andai kau datang padaku kuingin memelukmu hingga waktu akhirku.
Langgar Nurul Iman, 2022.
ZONA MELANKOLIA
mendung kau mencuri cahaya rembulan pada malam
kabut keremangan menyelimuti keindahannya
tak ada lagi: bahkan hilanglah sudah keindahan itu
sejuta bintang enggan memperlihatkan wajahnya
aku tak mengerti; dan tak ingin mengulang lagi!
mengulangnya adalah lubang yang sama ku jatuhi. jatuh yang amat perih
hingga diriku lelap dalam Zona Melankolia
Legung, 2022.
SUARA TANGIS ANAK
aku dengar suara tangis anak di pinggir pantai amatlah sedu bersamaan dengan suara mesin perahu
dari perahu terdengar suara yang lantang
Jangan menangis karena diriku ingin mengejar matahari, menebarkan pukat kehidupan pada laut yang penuh tantangan
Suara itu seketika hening saat debur ombak menampar perahu
perahu perlahan melaju mengejar matahari yang mau termakan malam
Sedu anak itu seketika lenyap diganti rindu akan sosok yang pergi berlayar
Pesisir Barat, 2022.
KAU TAK DATANG PADAKU
Saat gulita
Dalam keheningan kau tak datang padaku, karena kau tak pergi dariku
Saat sepi kau tak mengetuk pintu hatiku lantaran kau tidak keluar dari rumahku
memelukMU dalam malam sepi menyindiri
Wahai Kasih
Dosakah diriku bila rindu? Pantaskah diriku berjumpa dengaMu?
Berilah isyarat padaku, isyarat cinta yang selama ini kujaga
Biarkan semilir angin masuk dalam hati ini, agar dapat dinginkan panasnya diriku supaya cintaku tak hendak layu padaMu
Teteskan hujan nikmatMu pada hati yang selama ini kering dengan keraguan