Pesantren di Tengah Gelombang Perubahan

Baju Panjang Pesantren

Orang-orang sering mengira pesantren itu hanya ruang mengaji kitab kuning, menunduk di hadapan kiai, lalu hidup dalam dunia yang sunyi, jauh dari hiruk pikuk. Padahal, pesantren itu sesungguhnya semacam “laboratorium kehidupan”, di mana manusia diuji bukan hanya untuk paham ayat, tapi juga untuk menimbang diri: apakah ia bisa jujur, sabar, ataukah hanya pandai fasih lidahnya.

https://www.instagram.com/jejaringduniasantri/

Perubahan sosial datang seperti banjir bandang. Teknologi, digitalisasi, gaya hidup global—semua menyapu. Anak-anak santri yang dulu hanya membawa sarung, kitab, dan tikar tipis, kini membawa gawai. Dengan satu sentuhan jari, ia bisa membuka seribu kitab, atau juga seribu jurang.

Lalu apa fungsi pesantren? Apakah ia akan tergulung arus perubahan? Tidak. Pesantren punya akar. Seperti pohon beringin di tengah alun-alun. Angin boleh kencang, hujan boleh deras, tapi akarnya menancap dalam. Pesantren bukan sekadar benteng tradisi, tapi juga kompas moral yang memberi arah di tengah bingungnya dunia.

Namun jangan salah, pesantren bukan berarti anti perubahan. Justru pesantren itu sejak awal adalah ruang adaptasi. Ulama-ulama dahulu menulis kitab bukan di awang-awang, tapi di tanah tempat mereka berpijak. Gus Dur, Kiai Sahal, Kiai Bisri—mereka semua membuktikan bahwa pesantren mampu membaca zaman tanpa kehilangan ruh.

Maka santri harus belajar dua hal sekaligus. Pertama, mengakar: jangan sampai tercerabut dari akhlak, dari adab, dari ilmu yang sejati. Kedua, menjulang  yang berarti berani menatap masa depan, mengolah teknologi, merumuskan gagasan baru, tapi tetap dengan hati yang tawadhu.

Perubahan sosial itu ibarat pasar malam. Lampunya gemerlap, musiknya hingar-bingar, dagangannya macam-macam. Ada yang asli, ada yang palsu. Kalau kita tidak membawa obor dari pesantren, kita akan bingung membeli. Pesantrenlah yang menyalakan obor itu; agar anak bangsa bisa masuk pasar malam global, tapi pulang masih membawa diri yang utuh, iman yang teguh, dan akhlak yang lurus.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan