ABHÂKALAN
Jauh sebelum aku mengenal cinta
Ayah dan ibu lebih dulu memberiku matahari
Sebagai cahaya keluarga
Agar kelak, matahari itu bisa memberiku jalan
Menuju pintu kebahagiaan
Pada dinding hati ayah dan ibu
Serumpun kebahagiaan terbit di matanya
Seperti warna-warni kehidupan
Yang menjelma kilau gemintang
Jika suatu hari nanti kita berpisah
Yang lebih menjadi api adalah luka
Sumenep, 2021.
PADA DEBAR RINDU KITA
Kita diciptakan untuk apa, Yana?
Sebagai kerinduan atau manusia yang melahirkan banyak tanda tanya?
Kita adalah sepasang cinta yang mempunyai latar belakang kebahagiaan
Lalu kita diciptakan untuk apa, Yana?
Memeluk kesepian?
Atau menjadi manusia yang gemar menyimpan abai
Di pintu paling belakang rumah masa lalu kita
Kutemui sebuah kenangan
Tentang rindu-rindu kita yang nyaris gemintang
Giliyang, 2021.
DI BIBIR MALAM
Di bibir malam, kau menjelma sebagai perempuan yang gemar tersenyum
Meski di tubuhmu sebuah tangis kadang-kadang tumbuh
Menjelma api masa lalu
Kau terlihat bisu, di malam itu
kesunyian adalah kegagalan
yang menyimpan kebahagiaan
Dan kau tetap menjelma sebagai perempuan yang gemar tersenyum
Meski di tubuhmu tersimpan kemelut waktu
Sumenep, 10 Mei 2021.
BERI KAMI JALAN MENUJU PINTU SURGAMU
Mengenang Alm. K. Muallam
Izinkan aku menjumpaimu
Meski dalam mimpi di altar malam
Menggalah istikamahmu yang semadi di dekap semesta
Beri kami jalan menuju pintu surgamu
Mencari nama Tuhan dalam zikir
Hingga dalam diriku tak ada rasa yang terbelenggu
Kiai
Betapa aku ingin menjumpaimu
Sekadar melihat dirimu hadir
Menjelma rumpun mimpiku yang yatim ilmu
Giliyang, 2021.