AGAMA BERHALA

28 views

DAKWAH 

dakwah, adakah yang lebih mewah dari kata itu
orang-orang berkumpul mendengar di bawah
seperti para jongos dan pengemis
sedang kau bicara bebas di atas mimbar
tentang hal-hal yang mungkin masih samar

Advertisements

kau tertawa, meledek & memelesetkan cerita
ayat-ayat senjata laknat pembodohan umat
kebenaran dibengkokkan demi kepentingan
orang-orang pun turut terbahak-bahak
benaknya merekam segala yang hampa

dakwah, adakah kau lebih sakti dari akal
adakah pikiran kami lebih sakit juga bebal?

2024.

KEPADA KIAI KAMPUNG 

kiai, adakah kini zaman sudah edan
banyak orang mengaku sebagai pencerah
tapi sebenarnya ia pemecah belah
ada yang mengaku cinta damai
tapi ia mengobarkan perang dan sansai

ustaz-ustaz baru bermunculan
seperti cendawan
menyebarkan racun
seolah kebenaran
penceramah-penceramah dipanggil “guru”
padahal sebenarnya ia membudak nafsu

aku rindu mengaji di kampung sendiri
seperti dahulu. duduk mendengar kiai
majlis kecil dengan sedikit santri
takzim menyimak kitab kuning dibacakan
pikiran hanyut di dalam pengetahuan

aku gelisah mendengar pidato-pidato
tanpa dasar, tanpa kitab yang jelas
adapun kitab dibahas
isinya dibelokkan 180 derajat

naas betul nasib orang-orang
yang telanjur fanatik
telanjur jadi bebal akalnya
karena tidak pernah diajar mantik
lewat bandongan dan dialektika

aku rindu pada kiai-kiai kampung
yang tulus mengajar tanpa imbalan
amplop-amplop kosong keluar
dari mulut sebagai ucapan;
terima kasih, kiaiku

aku rindu suasana itu lagi
belajar asyik mendengar cerita
tanpa pernah diarahkan
kepada suatu hal
apalagi politik melawan negara

“takbir!” gema suara para muhibin
aku menyingkir
menyepi ke dalam surau
mendengar sisa suara kiaiku yang parau:
“uzlahlah, anakku, bila tak kuat
melihat kemungkaran atau
lawanlah dengan diam dan doa.
itulah selemah-lemah iman”

udara jadi gigil
debu-debu di atas sajadah terbang
jendela tetiba terbuka
kiaiku, kiaiku, jangan tinggalkan aku!

2024.

AGAMA CANDU 1

agama jadi kata yang sakit, jadi candu yang sulit
diobati lantaran ilmu sudah diabaikan dari wirid

orang-orang tidak lagi mengaji
tapi mereka taklit buta
pada sesat pikiran sendiri

banyak orang mengaku malaikat dan wali
tapi kelakuan sama sekali tidak terpuji

agama mestinya membawa maslahah
bukannya membawa masalah

agama mestinya mendamaikan
bukannya menyulut perang

agama mestinya menyehatkan
bukannya menjadikan sakit mental

agama mestinya menjaga keteraturan
bukannya menyulut perpecahan
agama mestinya membuat kita cerdas
menghadapi kehidupan
bukannya membuat kita suka berkhayal

agama telah jadi kata lain dari sakit
orang-orang menderita penyakit
tapi tidak merasa dirinya sakit

seperti para pecandu
mereka tidak mau berhenti
mengonsumsi fatwa-fatwa palsu
yang mengajak mereka jauh pergi
meninggalkan agama yang sejati

2024.

AGAMA CANDU 2

orang-orang kota itu
telah mengisap candu
orang-orang fanatik membela sesuatu
padahal itu jelas-jelas musyrik

“Tuhan saja tidak perlu dibela,” kata Gus Dur
mengapa orang-orang buta
membela mati-matian tokoh panutannya
padahal jelas-jelas ia bersalah
secara akidah dan hukum negara

pemimpin mereka berkata;
“agama harus di atas konstitusi”
padahal ini negara demokrasi
bukan negara khilafah

mereka mengatasnamakan Tuhan dan nabi
tapi perilaku memperkaya diri
mereka bahkan mengaku
lebih baik dari orang pribumi
padahal mereka pendatang bukan asli

mereka menjadi seolah hakim
seolah tuhan itu sendiri
mereka mengkafirkan yang lain
seolah paling suci sendiri

inikah agama candu
yang diramalkan itu?

2024.

AGAMA CANDU 3

berhala-berhala dibangun
di dalam dada mereka

uang, pangkat, jabatan, kekuasaan politik
semua seolah tidak bisa dibedakan lagi

jika agama jadi lencana, kata Rendra
maka keruhlah agama, kikislah agama

kita bukannya manjadi maju
tapi mundur jauh ke masa lalu

mestinya kita mencontoh abad ketujuh
di mana Islam mengembangkan ilmu pengetahuan

bukannya mengembangkan sentimen
atau taklit buta pada suatu paham

jika kita tidak keluar dari tempurung khayal
maka kita bakal jatuh kepada sesal

seperti para pecandu yang hilang akal
hidup mereka benar-benar penuh kehampaan

padahal agama mestinya membimbing kita
berjalan menuju kebahagiaan, bukan jahanam!

2024.

DI HADAPAN KOLONIAL 

bangsa-bangsa damai
bangsa-bangsa ramai
bangsa-bangsa kaya alamnya
bangsa-bangsa dunia ketiga

jangan mau kalian diteror oleh kebodohan
jangan mau jadi lebih hina dari binatang
tanahmu telah ditumpahi darah pejuang
jangan jadikan dirimu budak orang pendatang

jangan cuma diam mendengar khotbah-khotbah
yang membuatmu tambah miskin dan gelisah
tambah terasing dari negeri sendiri, tambah susah
bacalah sejarah, bacalah pengetahuan dunia

jika mereka ingin merampas jiwamu
hentikan itu dengan akalmu
jika mereka ingin menguasai tanahmu
lawanlah dengan ilmu dan kepalan tanganmu

jangan pernah takut, jadilah seperti pejuang
gagah di hadapan kolonial
jadilah seperti Walisongo, seperti Soekarno
seperti tokoh-tokoh hebat lainnya

jangan lemah dan lalai
mudah ketipu hanya karena
yang datang padamu
membawa panji-panji agama

tetaplah waspada, tetaplah terjaga
waspadalah, bahaya bisa datang kapan saja
terus belajar mengembangkan akal
terus berlatih agar bermental

2024.

KEPADA GUS DUR

mendengar namamu disebut, terasa hati teduh dan takjub
bagaimana mewujudkan persatuan dalam perbedaan

toleransi menghargai setiap makhluk
memandang mereka dengan mata kasih sayang

jika anak-anak Tionghoa, perempuan dan kaum ibu
pernah mencampur luka dengan airmata di bulan rawan itu

engkau mengangkat derajat mereka menjadi manusia
kesetaraan di alam demokrasi yang terkembang

kebebasan bersembahyang, merayakan hari baik
yang selama itu tidak boleh dijalankan, kecuali diam-diam

bagaimana menyembunyikan airmata, ketika mengingat

begitu banyak intrik politik mengguncangmu dan negeriku

dan engkau tetap tenang menghadapi badai gelombang
“gitu aja repot!” katamu dengan gampang

ketika engkau didesak keluar dari jabatan kepresidenan
engkau keluar bak bukan siapa-siapa dari istana

mengenakan celana pendek dan kaos oblong
menanggalkan dengan enteng segala yang glamour

“buat apa mati-matian mempertahankan kekuasaan,” ucapmu
kata-kata itu mestinya menjadi ayat para pemimpin masa depan

mendengar namamu disebut, terasa kedamaian membujuk
melihat wajahmu yang sejuk, terasa ketenangan merasuk

2024.

DAMAILAH DI TANAH AIR SENDIRI 

damailah di Indonesia, sepotong negeri surga
yang sejak lama telah diincar kekayaan alamnya

jadilah gagah
membangun sekitar
rawat tanah moyang
agar senantiasa terjaga, tidak goyang

damailah di sini,
di tanah air Indonesia tercinta
bangunlah jiwa-jiwanya
agar tidak mudah terperdaya

pada bujuk rayu dan janji para penguasa
yang mau menggunakan kekuasaannya
sebagai alat untuk memperkaya
kelompok-kelompoknya sendiri

damailah di rumahmu sendiri
rumah Indonesia, rumah bahagia
jangan biarkan taman-taman indah
diganti reruntuhan dan kehancuran

damailah di Indonesia, wahai rakyat pribumi
sebab tidak ada nikmat paling indah
selain lahir di sini, maka jangan dustakan
dengan tidak mau berjuang dengan menjaganya

bergembiralah, rakyat Indonesia
jangan takut dengan kesedihan
yang dikabarkan para tiran dan antek-anteknya
yang sebenarnya selalu dalam kesusahan

2024.

Sumber ilustrasi: Indonesia visual art.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan