Sabtu (13/01/2024 atau 1 Rajab 1445 H), bertempat di Pondok Pesantren (Ponpes) al-Ma’mur Sokaraja, Haul Simbah KH Muhammad Hidayat (Mbah Dayat) kembali digelar. Di tahun ini, Haul Mbah Dayat memasuki gelaran yang ke-15.
Rundown dari Haul ke-15 Mbah Dayat dibagi dalam erkonsep dua kelompok, praacara dan acara inti.
Pada praacara, Haul diawali dengan majelis khotmil Qur’an semaan 30 juz bersama huffadz zuriyyah Simbah. Kemudian, dilanjut ziarah kubur dan tadzkiroh bersama Gus Luqman Hakim (Pengasuh Ponpes Az-Zuhri Ketileng Semarang). Seluruh acara tersebut, masing-masing dimulai bakda Subuh dan bakda Asar.
Pada acara inti, Haul berlangsung selepas salat Isya. Halaman Ponpes al-Ma’mur langsung padat terisi para jemaah, tokoh masyarakat, dan tamu undangan.
Tokoh nasional dan lokal yang tampak hadir antara lain KH Muhammad Zaim Ahmad Maksum alias Gus Zaim (Ketua Umum Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia/ Pengasuh Ponpes Kauman Lasem), KH Taefur Arofat (Ketua Majelis Ulama Indonesia Banyumas), KH Imam Hidayat (Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Banyumas), Gus Febrin Semarang, Gus Luqman Hakim Semarang, KH Abdul Hamid Rusdi, KH Azhar Rohman, dan KH Hisyam Tantowi.
Ketua panitia sekaligus perwakilan keluarga, KH Fuad Idris, mengucapkan terima kasih atas kehadiran para jemaah dalam haul ke-15 Mbah Dayat.
”Kulo mewakili keluarga besar KH Muhammad Hidayat, matur nuwun sanget dhumateng rawuhipun panjenengan sedoyo. Ugi masyarakat sekitar, ingkang sami bantu. Parkiran dengan kendaraan begitu banyak alhamdulillah tertib lan tertata rapi. Semoga kito sedoyo angsal barokahipun”.
KH Fuad menambahkan sedikit tentang untaian dawuh-dawuh Mbah Dayat semasa hidupnya.
”Dalam satu kesempatan, Bapak niku nate dawuh, nek tirakat kaya ulama-ulama (puasa, ahli quran, sholat wengi) ora iso. Wislah, tirakat-tirakaten ndueni ati sing bagus. Babagan ati iku penting banget. Percuma ahli puasa, ahli quran tapi nek atine ora apik, isine penuh kedengkian,” ujar Pengasuh Ponpes Al-Ma’mur mengutip dawuh Bapaknya, Simbah KH M Hidayat kala itu.
Acara kemudian berlanjut sesi mauizahhasanah yang disampaikan KH Abdul Hamid Rusdi dan Gus Zaim Lasem.
KH Abdul Hamid Rusdi mengingatkan untuk senantiasa fathohhiril qolba washohihibinniyah wataghibil asbabila bil umniyah. Berdasarkan pengalamannya ndereaken, menurut Mustasyar PCNU Banyumas itu, Mbah Dayat selalu mengaplikasikan qoul tadi.
Setelahnya, Gus Zaim Lasem menjelaskan uraian hadis Nabi Muhammad Saw, birru aba’akum tabirrukum abna’ukum, berbaktilah kepada orang tua–mbah buyut nenek moyang kalian, niscaya kalian akan selalu diingat, dibagusi oleh anak lan turunannya.
Gus Zaim memberikan testimoni bahwa Kiai Hidayat itu seorang santri yang sangat bakti terhadap gurunya; KH. Maksum Lasem (Mbah dari Gus Zaim), dan KH Ahmad Syakir Maksum (Abah Gus Zaim). Ta’dziman wa takriman. Bahkan sekalipun ketika sedang sakit, dapat berita Ponpes Lasem akan mengadakan Haul Mbah Maksum Lasem, Mbah Dayat tetap hadir.
Inilah yang mesti menjadi percontohan kita semua, takzim kepada guru. Makanya Haul malam ini, menurut Ketum Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia itu, merupakan bagian dari pengajaran hadis tadi. Kalau di antara kita menuntut anak ataupun murid berbakti, mestinya kita melakukannya terlebih dahulu. Jangan malah sebaliknya, menuntut anak-murid melakukan kebaikan-kebaikan tapi kita bertindak semena-mena.
Pada pengujung acara Haul Mbah Dayat ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Pengasuh Ponpes As-Sunniyah, KH Hisyam Tantowi.