AYAT SUNYI
sesungguhnya sebelum izrail datang
manusia telah dibunuh pikiran dan
air matanya sendiri kecuali mereka
yang yang beriman kepada sepi
dan alam abadi.
AYAT SOWAN
sesungguhnya bocah yang sowan itu
(masih) selalu mengaku menjadi santri
yang selalu memohon keridaan kiai
sebelum bertanya mungkar-nakir bertanya
siapa tuhannya.
PETUAH (1)
ketahuilah, nak! pintu itu mengantarmu
menuju ke mana pun tapi tak menjamin apa yang
bakal kau dapat & jendela memberimu cahaya
tetapi buta jadi risikonya. maka, pahamilah dunia
sebagai buku yang terus kaubaca agar kau tak
selalu salah langkah.
PETUAH (2)
tidurlah, tidur, nak!
dunia di melek matamu
bianglala tak berhenti berputar
butuh kukuh langkah untuk masuk
ke dalam sana & jangan pernah kau
maknai setiap cahaya matahari ijabah
dari segala mimpi-mimpi sebab di sini
hari depan masih jadi misteri & kepadamu
negara belum tentu peduli.
KOBAR API
— buat Bung Karno
pecah seribu jadi abu
kobar apimu
semisal tangan-tangan itu
terputus mau dibawa ke mana lagi
jika tidak kembali ke tanganMu?
PADA SEBUAH POTRET CHAIRIL ANWAR
abu rokokmu berjatuhan
jadi hehurufan menyusun diri
menjadi jendela-jendela, di sini
negara kehilangan pintu
gedung-gedung sukar dimasuki
tubuhku dipenuhi nanah
bukan tertembus peluru
melainkan ketuk palu
chairil, chairil! kusebut namamu
dalam degub deru dadaku
jadilah puisi di jiwaku
KEPADA KH ABDUL NASHIR FATTAH
meski tak mampu menafsir waktu—
kapan maut tiba —hari-hariku terbuat
dari hehurufan yang kau ejakan kepadaku.
pun tafsir-tafsir yang kau wedarkan
menyusun diri di tubuhku menjadi
petunjuk-petunjuk arah lelangkah.
pada bara api sebatang rokok
yang selalu kau pegang, aku menemukan
asa yang tak pernah padam. maka
semisal kelak, kiai, ketika di tubuhku
tak lagi dipenuhi nyala asa, izinkan aku
meminjam bara api rokokmu.
ilustrasi: helwa, harian metro.