BAGIMU PAHLAWANMU, BAGIKU PAHLAWANKU
Maka aku akan mengikuti gaya Tuhan berfirman
Bagimu pahlawanmu, bagiku pahlawanku
Sebab kau telah memulas bercak darah
Sejarah dengan tinta emas
Dari jejak sepatu lars
Para penindas

Aku pernah mengenal para pahlawan
Dari setiap zaman
Sebab pahlawan memang dilahirkan oleh zaman
Bukan ditentukan oleh secarik surat keputusan
Mereka adalah suluh dalam kegelapan
Mereka adalah pembebas dari keterbelengguan
Mereka adalah pembawa obor menuju masa depan
Mereka adalah penjunjung tinggi martabat kemanusiaan
Tak ada pahlawan yang tangannya bau amis darah anak-anak bangsa sendiri
Dulu reformasi ada karena ada tirani
Tapi hari ini kita telah lupa
Siapa sang tiran
Mungkin hari ini sejarah akan menulis
Ini bukan lagi tentang revolusi yang memakan anak-anaknya sendiri
Tapi tentang reformasi yang telah memakan dirinya sendiri
Maka yang zalim dan yang dizalimi
Keduanya bersandingan menjadi pahlawan
Maka bagimu pahlawanmu
Bagiku pahlawanku
Siapa yang menabur bunga
Siapa yang menabur dusta
TAK TERSISA AIR MATA
Belum puaskah tuan-puan
Meneguk air
Dari mata air
Air mata kami
Hingga tak tersisa
Tetes terakhir
Buat pahlawan kami?
MENGEREK BENDERA
Hari ini seorang kakek
Dan seorang cucu
Mengerek bendera
Air mata mereka tetes
Ketika bendera mulai berkibar
Sebab
Sang cucu mengenang pahlawannya
Sang kakek mengenang tirannya
Sumber ilustrasi: klikwarta.com.
