Di pagi hari yang melelahkan, kabar bahagia menyeruak di antara para nelayan yang sedang membagi rata hasil tangkapan ikan sebelum didistribusikan ke pasar. Saat itu…
View More Imah dan Pesta Pernikahannya yang KeduaKategori: Cerpen
Ketika Hari Mulai Gelap
Pernah suatu ketika, aku mendengar sebuah ungkapan, kurang lebihnya begini, “Pada hakikatnya, agama diciptakan hanya untuk mengajarkan kebaikan.” Kemudian dalam pikiranku, mungkinkah ayah tak mengerti…
View More Ketika Hari Mulai GelapLelaki yang Menjemur Pakaian
Pagi itu Matahari bersinar malu-malu. Langit lebih dominan berwarna kelabu, tak seperti kemarin yang sinarnya sangat terik meski baru jam lima lewat. Tak seperti hari…
View More Lelaki yang Menjemur PakaianBerkat Kiai Sarungan
Hujan baru saja reda tepat jam sepuluh malam, menyisakan rinai gerimis yang membuat kelam terasa mencekam. Jum melangkah tergesa menelusuri jalan desa yang disinari lampu…
View More Berkat Kiai SarunganIsyarat Pohon Apel
Pagi itu, di pekarangan rumahnya, Siti menanam pohon apel bersama tiga orang anaknya. Sebuah lubang agak dangkal baru saja digali dengan linggis. Tanah lembap dari…
View More Isyarat Pohon ApelMalaikat yang Menjadi Kupu-kupu
Wajah muram Senja langsung terlihat jelas ketika ibu gurunya menyuruh menghapus hasil pekerjaannya di buku lembar siswa yang tadi malam dia kerjakan. “Senja, Ibu belum…
View More Malaikat yang Menjadi Kupu-kupuHadiah Kemerdekaan
Kini, hidupku seperti telah luruh, bagai pohon tak berdaun, meranggas karena musim kemarau. Ibu telah tiada. Itu artinya tidak ada orang yang memberikan kekuatan batin…
View More Hadiah KemerdekaanKilat Golok Pejuang
Sedari tadi terus kugenggam erat golok berukir ular di dalam baju. Sudah sejak beberapa tahun lalu aku mengabdikan diri menjadi tentara Paderi yang mendukung Harimau…
View More Kilat Golok PejuangJejak Pejuang
Usiaku kala itu masih sembilan tahun. Sebagai anak laki-laki, aku oleh Emak selalu ditugaskan untuk mencari kayu bakar ke hutan. Pergi membawa bekal nasi ditaburi…
View More Jejak PejuangBendera Seorang Pelaut
Angin Agustus menyapu rambut Nisa, hingga terburai ke belakang, menjuntai-juntai, bertabur guguran cemara kering, dicucup suhu bergaram. Sejak seminggu lalu ia hanya bisa duduk bersimpuh…
View More Bendera Seorang Pelaut