Virus Corona atau Covid-19 kian mewabah ke berbagai daerah. Korban terus berjatuhan. Kantor-kantor pelayanan publik dan sekolah-sekolah mulai diliburkan. Bagaimana dengan pondok pesantren, yang para santrinya tinggal di kompleks pesantren? Rupanya, banyak pesantren yang sudah melakukan “lockdown” atau pengisolasian.
Di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, misalnya, Pondok Pesantren Sukamanah KHZ Musthafa dan Pondok Pesantren Sukahideng telah di-lockdown sejak Selasa, 17 Maret lalu. Di kedua pondok pesantren ini, proses belajar mengajar memang masih berjalan normal. Tidak diliburkan. Namun, para santri tidak boleh pulang ke rumah masing-masing atau sekadar keluar dari kompleks pesantren.
Bersamaan dengan itu, pesantren juga tertutup untuk orang luar. Artinya, untuk sementara, orang tua atau wali santri tidak boleh berkunjung ke pesantren untuk mengunjungi anak atau keluarga mereka. Menurut Pengurus Pondok Pesantren Sukamanah KH Zaenal Mustafa, Imam Syafi’I, hal ini diterapkan sebagai upaya untuk menghindari penyebaran dan penularan Covid-19.
Pihak pesantren juga telah menerbitkan aturan resmi. Yaitu, tidak mengizinkan santri pulang, tidak diperkenankan keluar kompleks pesantren, orang tua atau wali santri tidak diperbolehkan menemui anaknya di pesantren, dan tamu pesantren diwajibkan mencuci tangan menggunakan antiseptik.
“Pesantren juga membuat tim satgas khusus pencegahan Corona guna menjaga, mengawasi, dan melindungi para santri dan komponen pesantren,” jelasnya. Sementara waktu, lanjutnya, para santri bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya di kantin kompleks pesantren. Selain itu, para santri juga diminta untuk membersihkan lingkungan dan mewajibkan cuci tangan memakai antiseptik.
Hal yang sama juga dilakukan pengurus Pondok Pesantren Sukahideng. Sejak 16-28 Maret 2020, pihak pesantren mengeluarkan surat edaran bagi santri dan orang tua atau wali santri. Isinya, santri tidak diperbolehkan pulang dan untuk sementara orang tua santri tidak diperbolehkan menemui santri. Adapun, tamu pesantren harus memarkirkan kendaraannya di luar kompleks pesantren dan harus mencuci tangan terlebih dahulu.
Isolasi Santri Jateng
Di Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan hasil pertemuan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan para ulama, disepakati bahwa seluruh santri yang ada di pesantren-pesantren di Jawa Tengah, dilarang pulang ke rumah masing-masing atau keluar dari kompleks pesantren. Pertemuan itu dilaksanakan pada Selasa lalu.
Selain dilarang pulang, santri juga tidak boleh dijenguk oleh keluarnya. “Pondok pesantren jadi seperti tempat isolasi. Tapi tidak hanya berdiam diri, saya usulkan momen ini dilakukan untuk membersihkan semua tempat-tempat itu agar semua sehat,” kata Ganjar.
Dari Jawa Timur dilaporkan, para para santri dikarantina di pondok pesantren (ponpes) masing-masing. Hal itu setidaknya berlaku di Kabupaten Ponorogo, berdasarkan kesepakatan antara pemerintah setempat dengan para pengasuh pondok pesantren.
Ribuan Santri Libur
Selain ada yang lockdown, ada juga pesantren yang meliburkan santrinya dan mengizinkan mereka pulang ke rumah masing. Berdasarkan surat edaran Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, kegiatan belajar santri dialihkan ke rumah masing-masing. Di Pangandaran tercatat ada 182 lembaga pesantren di Pangandaran yang terdiri dari 9.758 santri.
“Ada ribuan santri yang kami alihkan kegiatan belajar mengajarnya ke rumah masing masing dulu. Hal itu kita lakukan dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona terhadap anak-anak, baik santri yang berada di pondok pesantren maupun mereka yang berada di lembaga keagamaan lainnya,” ujar Kepala Kemenag Kabupaten Pangandaran H Cece Hidayat.
Banyak dayah, sebutan pondok pesantren untuk wilayah Aceh, juga diliburkan. Di Kabupaten Aceh Tamiang, misalnya, semua kegiatan belajar mengajar di sekolah selama dua minggu diliburkan, tidak terkecuali dayah dan memulangkan santri ke rumahnya masing-masing. Sebelum pulang ke rumah, para santri menjalani pemeriksaan kesehatan.
“Saya minta Dinas Kesehatan setempat memastikan seluruh santri yang akan dipulangkan ke rumahnya masing-masing steril dari virus corona,” kata Bupati Aceh Tamiang H Mursil.