DARI JENDELA MASA LALU

63 views

DI JENDELA MASA LALU

setiap kali beta buka jendela
menganga ke laut lepas
mata dan isi kepala ditarik-tarik
pada masa lalu
ketika beta bersama papa menjaring kehidupan
di antara amuk ombak dan terjangnya angin lautan

Advertisements

setangkai rindu jatuh di tiris-tiris jendela
yang diselimuti lumut sehijau rindu
di waktu dulu papa mengajak beta
menikmati peluh yang jatuh pada tubuh
merasakan manisnya air laut
saat kami kembali memeluk teluk
lalu mama menjemput kami
dengan harumnya senyuman

papa mengajariku untuk selalu tangguh dan tabah
seperti karang dipukul amuk ombak saat musim timur tiba
mama mengajariku agar selalu tersenyum
walaupun berkah tak kunjung tiba
menghibur dada

di jendela itu
beta diantar pulang pada masa lalu
lalu lewat puisi beta menerjemahkan rindu

tahoku, 6 Juli 2021.

BERKALI-KALI KAU DATANGI TANJUNG INI

berkali-kali kau datangi tanjung ini
yang dibelah oleh kali sepi
jarang dikunjungi

ombak sering kali memutih
menggulung pasir di tanjung ini
menelan bebatuan yang tabah
bersemedi di bibir pantai tanpa dermaga

kau datang dengan perahumu
Kau mendayung peninggalan tanah ibumu
menjauh dari bahu ayahmu
menuju tanjung melempar sauh
lalu kau berlabuh dengan teduh
mengatasnamakan rindu

berkali-kali kau datangi
ada saja rindu yang menepi di bibir pantai
setelah kau tinggali

tahoku, 11 juni 2021.

BERULANG KALI AKU KE PANTAI

bukan sekali
berulang kali aku datangi pantai ini
selalu kutemukan laut memulangkan
putih ombak ke bibir pantai bersujud di kakiku

daun-daun kenari menari
burung nuri berdansa ke sana ke mari
angin bernyanyi dari bulan juni
sampai pada bulan Juli
laut tak pernah sepi oleh buih
maupun ombak menepi
aku terpesona, terhibur hati nurani

berulang kali aku datangi pantai ini
hatiku selalu damai
karena aku lelaki yang dilahirkan
di antara perjumpaan perahu
dan ombak memutih

tahoku, 2 juli 2021.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan