SELA GIGI IBU
di sela gigi ibu
ada jalan menuju surga
gang sempit yang tak kusangka-sangka
dan atas permukannya yang lembab
aku terhindar dari panas dunia
nasi kemarin sore yang ia kunyah
tertelan bersama denyut jantungku
dan arah yang membawanya menuju tiada
tak dapat kutakar ke mana
saat kutawarkan minuman kemasan buatan kehidupan
ia menggeleng, lalu memilih mengunyah telapak kakinya sendiri
Purwokerto, 2023
CUCIAN IBU
pada siang hari yang panasnya pas
kujemur kata-kata ibu
yang kebenarannya telah kucuci bersih
dan wanginya terpelihara bunga-bunga
air yang membasuhnya
kuambil dari sari-sari nasihat
yang kemudian kutampung pada cekung matanya
tempat seluruh doa mengendap
lalu air sisa cucian
kuminum sebagai sarapan
sepanjang aku bersulang
Purwokerto, 2023
PERUT IBU
sebab bumi tak mampu menampung seluruh keadilan
aku bersembunyi di lekuk perut ibu
lipatan yang memompa kehidupan
lingkar yang mengelilinginya
menampung hutan lindung
yang sedari aku lahir disahkan oleh Tuhan seluruh alam
ketika malam kumenaikinya
ia lebih nanjak dari puncak kuasa
ah, aku masih mengingatnya
jalan berkelok yang memberiku ada
Purwokerto, 2023
KERUT WAJAH IBU
aku melihat palung kesabaran
di retak kaki ibu
saat seluruh usia menggiringnya kepada lansia
bertahun-tahun lalu
aku bermain guyuran hujan
dan ia bergegas membawaku masuk ke rumah
setelah dewasa, aku melihat ia menggigil dihujani air kekecewaan
dan aku berdiri saja
aku hanya menunjuk dua bukit di bawah matanya
yang nyaris menghitam dijemur kehidupan
lalu aku menghilang di antara kerutan
bermain-main dengan seluncuran di lengkung senyumnya
ia tak pernah hanya berdiri saja
Purwokerto 2023
DADA IBU
sebagai anak yang tak pandai menawar
aku harus menerima dahan dari dada ibu
yang kupercaya sebagai kebun kekuatan
meski di pinggirnya tak ada patok harga
ia tetap subur dan kaya
tempat tinggal burung
pohon-pohon jati yang kokoh
pohon pisang, jantung kehidupan
dan aku bertengger
merebahkan hawa nafsu dan benalu
di akar-akar keluasan
Purwokerto, 2023.
Ilustrasi: lukisan affandi.