CERMIN RETAK
Di cermin itu
Aku sering berkaca
Melihat wajah-wajah bening berkilau
Dari cermin itu
Sering terlihat cahaya yang teduh penuh ketulusan

Banyak orang datang ke cermin itu
Utuk melihat wajah mereka telanjang
Ada juga yang sekedar ingin merasakan cahaya teduh yang terpancar
Kini
Cermin itu terlihat retak
Entah tangan jahat mana yang membelahnya
Berkeping-keping, berserakan di lantai sejarah
Dipungut anak-anak zaman
Dengan serpihan itu
Mereka saling tikam
Berebut kebenaran
Seperti Bharata Yudha di Padang Kurisetra
Aku terpana melihat wajah terbelah
Di cermin retak tanpa cahaya
Sekelebat bayangan resi Durna
Meregang gendewa, sambil menimang Para Kurawa
Di balik jubah sucinya yang agung
Di antara getar hati yang luka
Kusisakan sepotong doa
“Aku berlindung pada Allah dari keserakahan yang terkutuk”
LATIHAN TERTAWA
Sekolompok anak zaman
Berkumpul di bawah atap bayangan
Mereka berbagi perih
Setelah harapan mereka dicuri
Dan bahagia mereka dikuras hingga tandas
Oleh ketamakan tanpa batas
Mereka berlatih tertawa
Mencoba menemukan bahagia
Dari puing-puing janji dan retorika
Meski pahit terus mendera
Mereka terus berlatih tertawa
Sambil tetap menahan duka
Sambil menabung harapan
Siapa tahu setelah mahir tertawa
Mereka dapat menutup luka yang terus menganga.
Atau setidaknya dapat menjadi cerita sukses para durjana.
DOA ORANG BIASA
Ya Allah….
Selamatkanlah kiai-kiai dan guru-guru kami
dari pusaran arus politik kepentingan, yang dapat membuat beliau-beliau terbawa dalam sikap tidak adil dalam mengambil keputusan.
Berilah mereka kejernihan hati
dan keberanian untuk tetap berdiri tegak
di atas keadilan sebagimana yang Kau perintahkan
Ya Allah yang Maha Rahman Rahim
