Giliran Pesantren di Banyuwangi Jadi Kluster Baru Corona

205 views

Setelah di Lirboyo, Kediri dan Kajen, Pati, salah satu pondok pesantren di Banyuwangi, Jawa Timur, Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, terdeteksi menjadi kluster baru penyebaran virus Corona. Hingga Jumat (21/8/2020), tercatat ada 77 santri dinyatakan positif terpapar Covid-19.

Dalam beberapa hari terakhir, di Kabupaten Banyuwangi, daerah paling timur di Jawa Timur, memang terjadi lonjakan kasus Covid-19. Total ada 187 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 77 kasus berasal dari Pondok Blokagung, salah satu pesantren di Banyuwangi dengan jumlah santri sekitar 6000 orang.

Advertisements

Menyebarnya virus Corona di Pondok Blokagung ini mulai diketahui pada medio Agustus, Jumat (14/8/2020). Saat itu, ada tiga orang santri putrid yang sakit. Ketiga santri tersebut kemudian dipulangkan ke rumahnya. Namun, sebelum tiba di kediaman masing-masing, ketiga santri tersebut menjalani rapid test di puskesmas setempat, dan hasilnya reaktif.

Hasil tes ini kemudian dilaporkan ke Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Banyuwangi. Mengetahui bahwa ketiga santri tersebut berasal dari pesantren yang sama, Satgas melakukan rapid test masal pada Minggu, 16 Agustus 2020 di Pesantren Blokagung. Total ada 502 santri yang mengikuti rapid test berdasarkan hasil tracing terhadap ketiga santri tersebut.

Hasilnya mengejutkan. Dari 502 santri yang di-rapid test, sebanyak 92 santri putrid terdeteksi reaktif.  Sebanyak 92 santri reaktif tersebut langsung diisolasi dan selanjutnya dilakukan tes swab untuk memastikan status mereka. Pada Selasa (18/8/2020), ke-92 santri ini menjalani tes swab di dua rumah sakit pemerintah, yakni RSUD Blambangan dan RSUD Genteng.

Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banyuwangi, sudah ada 96 sampel swab santri yang diambil. Dari jumlah itu, sebanyak 77 santri yang dinyatakan positif Covid-19, 13 santri negatif, dan 6 sisanya belum keluar hasilnya.

Pondok Terbuka

Pihak Pondok Pesantren  Darussalam Blokagung langsung memberikan keterangan resmi terkait dengan banyaknya santri yang positif Covid-19 ini. Juru bicara pondok, Hj Nihayatul Wafiroh, kepada wartawan mengakui bahwa ada santri yang terpapar Covid-19 dan sedang diisolasi di rumah sakit.

“Kami tidak menutup-nutupi. Covid-19 ini bukan aib, dan bisa disembuhkan,” katanya. Selanjutnya ia menjelaskan, ada beberap langkah yang diambil pondok pesantren. Yang pertama, santri positif dengan gejala agak berat langsung dipisahkan dengan santri positif Covid-19 tanpa gejala. Yang kedua, santri yang hasil swabnya negatif juga dipisahkan. Sementara santri positif tanpa gejala isolasi mandiri,” kata Nihayatul Wafiroh yang juga anggota DPR RI ini.

Pihak pondok, menurutnya, telah menyiapkan tiga tempat untuk isolasi, masing-masing untuk isolasi santri putri yang reaktif, santri putra sakit yang non-reaktif, dan santri putri sakit yang non-reaktif. Pihak pesantren juga terus melakukan pelacakan kepada santri-santri yang pernah berhubungan atau berkomunikasi secara langsung dengan mereka yang terkonfirmasi positif untuk dilakukan penindakan.

Pada bagian lain Nihayatul Wafiroh menjelaskan, setelah adanya kasus Covid-19 ini, pihak pondok langsung melakukan pengetatan pada aktivitas di lingkungan pesantren, seperti penutupan kunjungan ke masyayikh dan pengasuh serta ziarah ke makam. Selain itu, pesantren juga tidak mengizinkan wali santri membawa pulang anak-anaknya. Keputusan ini demi mencegah persebaran Covid-19 lebih luas lagi.

“Memohon maaf sebesar-besarnya, seluruh santri dilarang untuk dibawa pulang. Kami mohon maaf sekali untuk keputusan ini. Pasti ini berat buat bapak ibu, berat juga buat kami. Tapi ini harus kita lakukan untuk meminimalisasi penyebaran Covid,” katanya.

Ia menjamin pihak pondok akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan hal yang terbaik demi menjaga kesehatan para santri. “Kami telah menyiapkan banyak alternatif-alternatif, langkah-langkah, dan tenaga medis, insyaallah 24 jam akan standby di sini. Kita mendapatkan full support bukan hanya dari Dinas Kesehatan, tetapi juga langsung dari Kementerian Kesehatan yang akan mengirimkan relawannya datang ke Banyuwangi, ke Darussalam ini, untuk memberikan support kepada seluruh santri,” jelasnya.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan