Guru Mansur dan Kebiasaan Menggelari Muridnya

262 kali dibaca

Guru Muhammad Mansur memiliki tempatnya tersendiri di tengah masyarakat kabupaten Batanghari dan Tebo, Jambi.  Soalnya beliau adalah guru (kiai) yang paling dihormati di seantero Batanghari dan Tebo pada akhir dekade 90an. Murid-muridnya begitu banyak dan memilki nama di kampung masing-masing. Mungkin beliau satu-satunya ulama Batanghari dan Tebo yang memiliki belasan karya tulis. Satu-satunya yang hampir menyamainya dalam hal karya adalah Gede Siti Khadijah yang tak lain adalah istrinya sendiri.

Nama panggilannya adalah Guru Mansur. Ia lahir pada 1936 di satu kampung bernama Mersam, di bawah kemargaan Kembang Paseban, Affdeling Muara Tembesi, sekarang di wilayah Kabupaten Batanghari.

Advertisements

Semasa muda, Guru Mansur belajar agama di Madrasah Nurul Iman, Seberang Kota Jambi, Jambi sekitar 1948 hingga 1953. Era itu Nurul Iman memiliki beberapa guru ternama, seperti Mo Bafadhal, Guru Abdul Majid Ghaffar, Guru Saman Muhyi, Hoofd Penghulu Abdul Majid, dan Guru Abdul Karim Mersam yang satu kampung dengannya.

Setelah menjalani pendidikan di Nurul Iman, Guru Mansur kembali ke Mersam dan langsung menjadi guru bantu di Madrasah Nurul Islam. Saat itu geliat pendidikan Islam sedang pasang karena beberapa guru alim mengajar di Mersam, seperti Guru Abdul Wahid dan Guru Abdul Majid. Semangat belajar agama semakin menggelora ketika seorang ulama asal Asahan secara mengejutkan datang ke Mersam. Ulama tersebut bernama Zaharuddin atau biasa dipanggil Guru Zaharuddin Asahan.

Guru Zaharuddin di Mersam

Guru Zaharuddin Asahan adalah salah satu ulama Nusantara yang mendapat izin mengajar di Masjid Al-Haram, Makkah. Banyak pelajar Sumatera yang belajar kepadanya, di antaranya adalah beberapa orang dari Mersam. Karena terpikat akan keilmuannya, mereka mengajak Guru Zaharuddin Asahan untuk ikut ke Mersam, mengajar di Madrasah Nurul Islam.

Entah pesona apa yang dimiliki oleh pelajar Mersam tersebut sehingga Guru Zaharuddin Asahan berkenan untuk mengajar di Mersam. Guru Zaharuddin Asahan tiba di Mersam pada tahun 1942.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan