gus maksum

Gus Maksum, Pendekar Nyentrik dari Tanah Jawa

929 views

KH Maksum Jauhari, atau yang lebih dikenal dengan Gus Maksum, merupakan sosok Kiai yang nyentrik sekaligus pendekar pencak silat yang terkenal karena aksinya dalam menumpas PKI pada tahun 1965 di Kediri, Jawa Timur. Gus Maksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri pada 8 Agustus 1944. Gus Maksum merupakan salah satu cucu dari KH Manaf Abdul Karim, pendiri Pondok Pesantren Lirboyo.

Gus Maksum dikenal sebagai kiai yang nyentrik karena penampilannya yang berbeda dengan kultur pesantren. Gus Maksum selalu memilki rambut gondrong, berkumis dan berjenggot tebal. Cara mengenakan sarungnya pun tinggi sampai mendekati lutut, sendalnya pun terbuat dari kayu atau orang meyebutnya bakiak. Uniknya lagi, Gus Maksum menyukai memlihara hewan-hewan yang tidak umum dipelihara banyak orang, seperti ular, buaya, orangutan, kera, dan berbagai unggas.

Advertisements

Selain itu, konon rambut gondrong Gus Maksum tidak bisa dipotong. Konon pula, yang bisa memotongnya hanya ibunda dari Gus Maksum sendiri. Masyarakat juga mempercayai mitos bahwa rambut Gus Maksum tersebut dapat mengeluarkan api jika sedang marah.

Pendidikan Gus Maksum

Gus Maksum sejak kecil belajar dengan orang tuanya, yaitu KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Gus Maksum memperoleh banyak pengetahuan dari orang tuanya, termasuk ilmu agama. Ia dididik dengan pengawasan yang sangat ketat. Sampai-sampai, setiap jam 01.00 WIB dini hari, ia selalu dibangunkan oleh ayahnya untuk mengambil wudhu dan mengkaji pelajaran yang sudah disiapkan oleh Kiai Jauhari. Hal ini Gus Maksum lakukan sampai pagi.

Selain memperoleh pendidikan intensif dari Kiai Jauhari, Gus Maksum memperoleh pendidikan formalnya pada 1957 di Sekolah Dasar yang berada di desa kelahirannya, Kanigoro. Akan tetapi, karena kecerdasannya, justru Gus Maksum tidak mendapatkan ijazah SD. Karena, sebelum ujian berakhir, Gus Maksum harus melanjutkan pendidikan Madrasah Tsanawiyah di Lirboyo. Akan tetapi, di Madrasah Tsanawiyah ini Gus Maksum tidak menyelesaikan pendidikannya.

Meskipun tidak menyelesaikan pendidikan formal, Gus Maksum tetap memiliki semangat belajar yang sangat tinggi. Tak heran jika sering mengikuti pengajian-pengajian kilat yang ada di pondok pesantren sekitar Kediri. Meskipun memiliki darah biru, Gus Maksum tetap memiliki jiwa santri, yaitu santun, sederhana, peduli, patuh terhap kedua orang tua dan gurunya.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan