Hadrah, Produk Seni Agama-Budaya

35 views

Fenomena aransemen musik hadrah dalam pembacaan selawat memang menarik jika dilihat melalui lensa akulturasi budaya, terutama dalam konteks seni keagamaan Islam.

Mengacu pada paradigma interaksi-interkoneksi yang dibangun Amin Abdullah, musik hadrah dapat dilihat sebagai produk dari pertemuan antara budaya lokal dan ajaran Islam. Pertemuan keduanya menghasilkan varian artistik yang khas di setiap daerah.

Advertisements

Akulturasi Hadrah

Musik hadrah yang mengiringi pembacaan selawat nabi dapat dianggap sebagai hasil dari proses akulturasi, di mana unsur-unsur budaya lokal bertemu dengan tradisi Islam. Di berbagai daerah di Indonesia, seperti Madura, Jawa, Sumatra, dan lainnya, aransemen musik hadrah memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Di Madura, misalnya, musik hadrah bisa memiliki elemen melodi yang lebih dinamis dan penuh energi, mencerminkan budaya lokal yang kuat. Hak ini berbeda dengan gaya yang mungkin ditemukan di Jawa, yang lebih lembut dan melodius.

Akulturasi ini terjadi karena Islam, sebagai agama, ketika memasuki berbagai wilayah, tidak hanya membawa ajaran agama, tetapi juga seni dan budaya keagamaannya, termasuk selawat dan musik hadrah. Masyarakat setempat kemudian menyerap unsur-unsur tersebut, memadukannya dengan tradisi lokal. Dari situ terciptalah bentuk baru yang unik tanpa kehilangan esensi spiritual dari seni keagamaan tersebut.

Interaksi-Interkoneksi

Paradigma interaksi-interkoneksi dari Amin Abdullah menekankan pada pemahaman bahwa kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari interaksi yang saling terhubung antara berbagai aspek kehidupan, seperti agama, budaya, dan seni. Musik hadrah adalah manifestasi dari interkoneksi ini. Di sana unsur agama (Islam) dan budaya (musik dan tradisi lokal) saling berinteraksi untuk menciptakan pengalaman religius yang mendalam.

Melalui proses interaksi-interkoneksi tersebut, lahirlah varian-varian hadrah yang sangat kompleks. Kompleksitas musik hadrah sebagai seni keagamaan dapat dianalisis dari beberapa aspek.

Pertama, aspek musik. Instrumen tradisional seperti rebana, tamborin, dan alat perkusi lainnya digunakan untuk menghasilkan ritme yang dinamis. Namun, setiap daerah memiliki variasi cara memainkannya, tergantung dari latar belakang budaya mereka.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan