Haul Gus Dur ke-13 Hanya di Ciganjur

125 views

Haul atau peringatan wafat KH Abdurahman Wahid (selanjutnya ditulis Gus Dur) kembali digelar pada Sabtu (17/12/2022). Haul akbar secara resmi dimulai pukul 19.00 WIB hingga selesai. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang diselenggarakan di empat titik (Ciganjur, Pesantren Tebuireng, Yogyakarta, dan Kebubes RI di Jerman), tahun ini (2022) titik sentral haul hanya berlokasi di Ciganjur, di kediaman keluarga Gus Dur.

Acara yang berlangsung pada malam hari ini pun hanya dihadiri tamu undangan dan pengisi haul, antara lain KH Ahmad Mustofa Bisri, Habib Luthfi bin Yahya, KH Yahya Cholil Staquf, KH Ahmad Said Asrori, KH Husein Muhammad, Prof Nasaruddin Umar, KH D Zawawi Imron, Lukman Hakim Saifuddin, Azwar Anas, Ustaz Miqdar Zulfikar Basyaiban al-Idrisi al-Hasani, Veve Zulfikar, Lesbumi, Tunas Muda, Abioso, dan tokoh-tokoh lainnya.

Advertisements

Dalam haul ke-13 kali ini, pihak keluarga mengusung tema “Gus Dur dan Pembaharuan NU”. Tema ini didapat atas saran serta nasihat kolega seperjuangan Gus Dur, KH Mustofa Bisri. Mendengar masukan frasa “pembaharuan NU” untuk tema dari Gus Mus membuat Alissa Wahid tanpa berpikir panjang langsung sendiko dawuh.

“Putusan tema Gus Dur dan Pembaharuan NU kami dapat dari Abah kami (Gus Mus). Tema ini bukan tema biasa, tujuannya supaya kita menggali, menyelami bersama jejak kiprah kepemimpinan Gus Dur saat menakhodai ormas Islam terbesar, Nahdatul Ulama”.

Putri sulung Gus Dur lebih lanjut menambahkan, “Tema pembaharuan NU, semakin menemukan relevansi karena NU saat ini juga sedang menyongsong seabad Hijriyah NU sebagai jam’iyah,” tandas Alisa Qotrunnada Wahid.

Yang distingsi dari haul ini, pihak keluarga menggandeng kalangan pesantren untuk ikut kontribusi mensukseskan dan napak tilas perjuangan Gus Dur. Adapun, pesantren-pesantren yang dipilih, antara lain Pesantren Salafiyah Syafi’iyyah Sukorejo Situbondo, Pesantren Krapyak Yogyakarta, Pesantren Cipasung Tasikmalaya, Pesantren Lirboyo Kediri, Pesantren Darussalamah Bandar Lampung, dan Pesantren Qomarul Huda Bagu NTB.

Pesantren-pesantren tersebut merupakan tempat bersejarah bagi Gus Dur dalam berdialektika mereformula reposisi khittah NU, selama jadi Ketua Umum PBNU, dan tempat diskusi kritis menjawab permasalahan kontemporer (demokrasi, Pancasila, hingga kesetaraan gender).

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan