Hijrahnya Muslim Milenial

33 views

Konflik agama terus menjadi konsumsi generasi milenial. Mereka membaiatkan diri ke dalam komunitas hijrah yang selalu melemparkan gagasan-gagasan untuk menggoyahkan keimanan yang dianggapnya berbeda pandangan dengan mereka. Fanatisme berhijrah menjangkit nafsu dan ego untuk merendahkan orang lain, bahkan sesama saudaranya sendiri.

Kondisi tersebut terjadi sebab media sosial menjadi sarana pendukung utama untuk menunjukan eksistensi ustaz-ustaz sunah yang kemudian diikuti oleh ribuan orang di jagad maya. Doktrin tentang ideologi kebencian dan sikap saling menyalahkan dianggap biasa dalam rangka ikhtiar memerangi kelompok yang dianggapnya sesat atau menyimpang.

Advertisements

Adu argumen atau perdebatan ilmiah seakan menjadi hal yang sia-sia ketika salah satu pihak merasa paling benar dan pihak lainnya harus mengakui kesalahannya. Baginya paham yang diyakini hukumnya mutlak untuk dipertahankan, meski kadang sedikit kontradiktif dengan hati nuraninya sendiri.

Hijrah bukan lagi dimaknai prosesi perubahan perilaku maksiat menuju ibadah. Lebih dari itu, hijrah menjadi sebuah entitas untuk menggalang masa yang barangkali bisa menjadi people power menegakkan misi kelompoknya. Alih-alih dengan menawarkan keindahan dalam beragama, mereka cenderung aktif mencari bahan untuk menjadi argumen menyalahkan amalan atau ibadah kelompok lain.

Metode ini cukup mengesankan bagi orang awam yang minim literasi atau kajian, sehingga diksi Islam yang tunggal, menjalankan sunah, dan ketauhidan sering dijadikan media kampanye untuk merekrut jemaah di media sosial. Belum lagi tentang iming-iming surga, bidadari, dan kenikmatan surgawi menjadi seorang muslim dengan menjauhi segala hal yang dituduhkan bidah atau syirik.

Ketika doktrin ideologi dirasa sudah merasuk dalam alam bawah sadar pengikutnya, kaum hijrah tersebut selanjutnya menghimpun masa dan argumen-argumen non-ilmiah untuk menyatukan pendapatnya. Konflik horizontal sesama muslim pun tidak dapat dihindarkan. Tidak ada lagi pesan bijak menjaga ukhuwah islamiyah, asal berbeda mereka layak untuk disalahkan, bahkan disesatkan.

Jalan Lurus

“Tunjukanlah kami jalan yang lurus” (Qs. Al-Fatihah: 6)

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan