Geger video penghinaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad di Youtube viral dan menjadi perbincangan serius. Pemicunya adalah Jozeph Paul Zhang. Pria yang mengaku nabi ke-26 ini melalui kanal Youtube menghina Islam dan melecehkan Nabi Muhammad. Tentu saja pelecehan dan penghinaan ini menuai kegaduhan dan kemarahan umat Islam. Karena menghina agama, dari berbagai agama manapun, merupakan tindakan biadab dan pecundang yang harus menjadi tanggung jawab personal.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Hujuraat :11).
Ayat Al-Quran tersebut menegaskan bahwa menghina atau mencela merupakan perbuatan yang diharamkan dalam Islam. Bahkan secara hukum kehidupan sosial, menghina tidak dapat dijadikan karakter seseorang, karena perbuatan ini akan melahirkan pertentangan dan permusuhan. Sementara, dalam kehidupan masyarakat harus dibina nilai-nilai sosial agar bersinergi antara individu dengan segala identitas yang terdapat di dalamnya.
Islam Agama Toleran
Toleransi dalam tradisi Islam disebut al-tasamuh. Hanya, istilah ini tidak ditemukan secara eksplisit (teks tersurat) dalam Al-Quran. Namun, konteks yang menunjukkan sikap toleransi banyak termaktub di dalam kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya ini (dzalikal kitabu la raiba fih). Termasuk sebuah ayat yang dijelaskan oleh Allah, sebagaimana di bawah ini.
“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Mumtahanah: 8-9).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa berbuat baik kepada orang sekitar merupakan suatu kebaikan. Berbuat adil terhadap orang yang tidak mengganggu dan tidak melecehkan merupakan perbuatan yang dianjurkan. Selagi orang-orang muslim aman dari tipu daya mereka, maka berbuat kebaikan terhadap mereka adalah nilai luhur yang harus tumbuh dan berkembang. Bahkan berbuat baik kepada orang yang menzalimi kita merupakan konsep Al-Quran yang sangat dianjurkan.
Agama Tertinggi
Rasulullah bersabda, “Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya.” ( HR. Ad-Daruquthni (III/ 181 no. 3564), tahqiq Syaikh ‘Adil Ahmad ‘Abdul Maujud dan Syaikh ‘Ali Mu’awwadh, Darul Ma’rifah, th. 1422 H) dan al-Baihaqy (VI/205) dari Shahabat ‘Aidh bin ‘Amr al-Muzany RA. Lihat Irwaa-ul Ghalil (V/106 no. 1268) oleh Syaikh al-Albany RA ). Hadis ini menegaskan bahwa agama Islam adalah agama yang tinggi, yaitu agama yang telah disempurnakan dari bergai aspek, seperti akidah, fikih, muamalah, dan lain-lain. Maka jika kemudian ada seseorang yang menghendaki keributan (hanya ingin viral saja?), maka hal tersebut tidak akan mengurangi kualitas Islam itu sendiri. Islam tetap dalam koridor kesempurnaan di dalam berkehidupan dan sosial kemasyarakatan.
Islam merupakan agama yang hanif. Bahwa sebenarnya agama damai ini murni datangnya dari Allah. Jika kemudian terjadi nilai khurafat di dalamnya, yang tidak sesuai dengan kemurnian ajaran Islam, itu terjadi karena ulah segelintir manusia.
Jozeph Paul Zhang adalah salah satu orang yang ingin menghancurkan kedamaian dalam ajaran Islam. Mengatakan bahwa “puasa lalim Islam” merupakan tindakan kotor dan tidak bertanggung jawab. Bukan kewenangan dia untuk mengatakan bahwa riyadhah Islam baik atau tidak. Karena dalam rumah tangga Islam itu sudah diatur konsep peribadatan sesuai dengan kaidah-kaidah keislaman. Tentu kita tidak boleh tinggal diam, karena kalau dibiarkan akan menimbulkan masalah yang lebih besar.
Kerukunan Beragama
Sebagai respon terhadap ulah Jozeph Paul Zhang, pihak Kepolisian Republik Indonesia segera mengambil tindakan hukum. Itu artinya, pemerintah tidak tinggal diam dalam kasus yang akan menghilangkan nilai persatuan dan kesatuan. Kepolisian sudah bertindak lebih awal agar tidak terjadi main hakim sendiri. Sebab bisa sangat mungkin bahwa kemudian, karena suasana yang tidak kondusif terjadi perseteruan yang mengarah ke tindakan kriminal. Ini tidak boleh terjadi karena Indonesia negara hukum. Penegak hukum yang akan menentukan salah tidaknya seseorang.
Karena itu, kita harus tetap mengedepankan nilai-nilai kerukunan beragama. Karena setiap agama menganjurkan untuk saling menghargai. Sikap toleransi (yang tidak kebablasan) merupakan karakter bangsa demokrasi. Oleh sebab itu, kita boleh marah tetapi dengan cara yang benar. Kita boleh bertindak, tetapi sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku. Jangan sampai terjadi “main hakim sendiri” yang justru akan membuat semakin tidak terkontrol dan menimbulkan perseteruan yang makin tidak kondusif.
Islam adalah agama kedamaian. Maka, jika terjadi sesuatu yang melecehkan dan menghina Islam, maka kita serahkan kepada aparat yang berwajib. Kita turut serta dalam kontrol sosial untuk ikut mengawasi dengan cara arif bijak, sesuai dengan konsep yang dibawa oleh Islam. Jadi jawaban dari judul artikel ini, “Islam tidak akan hina oleh aksi orang yang hina.”
Wallahu A’lam!