Hoaks Membunuh Kita (2): Nabi pun Nyaris Termakan Hoaks

24 views

Saat kita menghadapi dilema menghadapi omongan orang yang membicarakan orang yang lainnya, klarifikasilah. Kenapa harus malu, Rasulullah pun juga melakukan klarifikasi dengan mengutus Khalid Bin Walid ketika menerima kabar yang meragukan.

Dalam kitab al-Kasyfu wa al-Bayan, Imam al-Tsa’laby menjelaskan asbabun nuzul dari ayat:

Advertisements

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. Al-Hujurat : 6). 

Selain perintah tabayyun, juga ada perintah tatsabbut. Hal ini berdasarkan qira’ah Imam Hamzah dan Imam al-Kisa’i sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al-Qurtubi dalam kitabnya Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an juz 16 hal 264 yang menggunakan redaksi:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فتثبتوا

Ayat ini turun saat terjadi berita hoaks yang dilakukan oleh al-Walid bin ‘Uqbah bin Abi Mu’ayt saat ia diutus oleh Rasulullah. Saat itu, Rasul menyuruh al-Walid mendatangi al-Harith bin Dlarar, ayah dari sayyidah Juwayriyah selaku kepala kabilah bani Mustaliq. Tujuannya untuk menarik zakat yang sebelumnya mengadakan perjanjian pada tempo hari tertentu.

Konon, antara al-Walid dengan kabilah bani Mustaliq adalah musuh di zaman jahiliyah, sehingga membuat al-Walid enggan untuk mendatangi al-Harith bin Dlarar. Karena itu, ia pun memotong jalan dan kembali pulang ke Rasulullah dengan membawa berita hoaks.

Sebelum al-Walid memutuskan untuk memotong jalan, setan memasukkan perasaan was-was ke dalam hatinya bahwa orang-orang bani Mustaliq akan membunuhnya. Maka, ia akibat perasaan was-was tersebut, ia membuat laporan palsu di hadapan Rasulullah.

“Ya Rasulullah, orang-orang bani Mustaliq enggan membayar zakat dan hendak membunuhku!” demikian laporan al-Walid. Mendengar laporan tersebut, seketika itu Rasulullah naik darah dan hampir saja mengerahkan armada perang guna menyerbu bani Mustaliq.

Akan tetapi, sebelum itu terjadi, ada utusan dari bani Mustaliq datang menghadap Rasulullah dan melapor.

“Ya Rasulallah, kami mendengar kabar kedatangan utusan engkau pada kami, maka kami keluar untuk menyambutnya dengan penghormatan yang besar. Dan kemudian kami mendapatinya kembali di tengah jalan sebelum sampai kepada kami. Dan kami khawatir akan kembalinya ia karena ada surat dari engkau kepadanya. Karena kemarahan engkau pada kami, dan kami berlindung kepada Allah dari murka-Nya dan murka utusan-Nya, maka segeralah kami mendatangi engkau.”

Mendengar perkataan itu Rasulullah bimbang antara kebenaran utusan bani Mustaliq atau al-Walid. Maka secepatnya Rasulullah melakukan klarifikasi (tabayyun) dan verifikasi (tatsabbut) dengan mengutus Khalid bin Walid untuk melakukan interogasi lapangan secara intensif ke bani Mustaliq.

“Wahai Khalid!” Rasul memanggil Khalid. “Datangilah mereka, dan lihatlah jika kau mendapati tanda-tanda keimanan pada mereka maka ambillah zakat mereka, jika kau mendapati mereka sebaliknya, maka perlakukan mereka sebagaimana diperlakukannya orang-orang kafir!”  demikian titah Rasul pada Khalid.

Kemudian Khalid menjalankan semua titah Rasulullah dan Khalid melihat tanda-tanda keimanan pada mereka dengan bersedia menunaikan zakat. Khalid juga mendengar azan salat Maghrib dan Isya. Ironisnya, Khalid tidak mendapati mereka melainkan taat pada Rasulullah.

Ini merupakan hasil verifikasi (tatsabbut) atas berita hoaks yang dilakukan al-Walid. Dan setelah itu, Khalid melaporkan kondisi bani Mustaliq  yang sebenarnya pada. Maka turunlah QS. Al-Hujurat: 6 ini.

Dampak dari hoaks yang dibawa al-Walid hampir saja menyebabkan pertumpahan darah umat Islam. Maka dari itu, mari kedepankan klarifikasi dan verifikasi atas suatu berita agar tidak menyesal setelahnya.

Demikianlah klarifikasi (tabayyun) dan verifikasi (tatsabbut) yang dilakukan oleh Rasulullah dalam menghadapi berita hoaks yang terjadi saat itu. Seandainya tanpa adanya klarifikasi dan verifikasi, maka perpecahan akan terjadi karena hampir saja Rasulullah mengerahkan armada perang untuk melenyapkan bani Mustaliq.

Multi-Page

One Reply to “Hoaks Membunuh Kita (2): Nabi pun Nyaris Termakan Hoaks”

Tinggalkan Balasan